Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROPERTI CHINA: Kenaikan Harga Rumah Terus Terpangkas

Harga rumah China mengalami pertumbuhan di paling sedikit kota sejak Januari 2016. Hal ini menambah tanda-tanda perlambatan properti seiring dengan langkah pemerintah membatasi pembelian.
Properti China./.Bloomberg
Properti China./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah China mengalami pertumbuhan paling sedikit kota sejak Januari 2016. Hal ini menambah tanda-tanda perlambatan properti seiring dengan langkah pemerintah membatasi pembelian.

Berdasarkan laporan Biro Statistik Nasional China (National Bureau of Statistics/NBS), harga rumah baru – selain rumah bersubsidi pemerintah – pada September 2017 mengalami kenaikan di 44 dari 70 kota yang terdaftar oleh pemerintah.

Angka tersebut lebih rendah dari kenaikan harga di 46 kota pada Agustus 2017. Sebanyak 18 kota di China mengalami penurunan harga pada bulan lalu dari bulan sebelumnya, sedangkan delapan kota lainnya tidak mengalami perubahan.

Di selatan Guangzhou, harga rumah turun 0,5%, penurunan bulanan kedua berturut-turut. Adapun harga rumah di Shanghai dan Beijing masing-masing turun 0,1% dan 0,2%. Sementara itu, harga rumah Shenzhen tidak berubah.

Kian stabilnya harga rumah di kota-kota terbesar di negeri tirai bambu merupakan tanda positif bagi para pemimpin Partai Komunis yang saat ini masih menggelar kongres di Beijing untuk memetakan kebijakan selama lima tahun ke depan.

Dalam pidatonya di awal kongres, Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa tujuan pembangunan rumah-rumah adalah untuk didiami dan bukan untuk aksi spekulasi.

Berdasarkan perhitungan Bloomberg, data yang dirilis pekan lalu menunjukkan tingkat penjualan rumah pada September turun dari level yang dibukukan pada awal tahun, untuk pertama kalinya sejak Maret 2015.

Secara nilai, penjualan rumah turun 2,4% dan turun 5,7% dalam hal area.

“Pidato Xi menunjukkan bahwa alih-alih mereda, kita cenderung melihat tindak pengetatan [properti] lebih dalam selama atau setelah kongres partai, “ ujar Alan Jin, seorang analis properti di Mizuho Securities Asia Ltd. sebelum rilis data tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (23/10/2017).

Seperti diketahui, pemerintah China telah mendorong kebijakan pembatasan properti di saat sejumlah kota besar terancam oleh housing bubble (gelembung perumahan). Di antara langkah yang diterapkan pemerintah adalah memperluas batasan pembelian rumah serta menaikkan persyaratan uang muka untuk rumah pertama dan kedua di sejumlah wilayah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper