Bisnis.com, JAKARTA—Pabrikan keramik terus mengurangi penggunaan gas sebanyak 25% dibandingkan dengan penggunaan energi pada 2014 untuk memangkas ongkos produksi.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga, menyampaikan industri keramik nasional saat ini memiliki kapasitas terpasang sekitar 570 m2 -580 juta m2 per tahun dengan utilisasi sekitar 65% hingga 68%.
"Produksi kami turun kembali dari 380 juta m2 per tahun menjadi sekitar 350 juta m2 per tahun. Hal ini yang menyebabkan beberapa pabrikan berhenti produksi sementara, bahkan ada yang beralih menjadi importir," kata Elisa kepada Bisnis, Selasa (17/10/017).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penjualan ekspor keramik pada periode Januari-Agustus tercatat stagnan. Ekpor keramik pada delapan bulan pertama tahun ini sebanyak 242.693 ton atau hanya tumbuh senilai 0,17% dibandingkan dengan periode lalu yang mencapai 242.291 ton.
Harga keramik asal Malaysia, Thailand, Vietnam, dan China jauh lebih murah dibandingkan dengan pabrikan lokal. Produsen keramik Indonesia kalah bersaing dengan pabrikan luar negeri yang ditopang dengan harga gas lebih murah, bahkan beberapa negara tercatat lebih rendah hampir 40%.
Selain itu, penjualan keramik di pasar domestik masih terbilang lesu karena permintaan sektor properti yang tidak tumbuh signifikan. Asaki mencatat penjualan keramik pada 9 bulan pertama tahun ini terbilang stagnan.
"Penjualan stagnan karena impor keramik dari China terus bertumbuh dan mulai mengganggu dominasi produk lokal. Kami mencatat setiap tahun impor keramik naik sekitar 24%," imbuhnya.
Elisa menyatakan jika industri keramik dalam negeri tidak dapat bersaing karena harga gas lebih tinggi maka strategi untuk bertahan adalah mengembangkan dari segi inovasi dan teknologi. Perusahaan keramik dengan teknologi dapat bersaing dengan pabrikan luar.
"Perusahaan Roman contohnya masih bisa bersaing di lokal dan internasional karena mesinnya memakai teknologi terbaru. Mesin tersebut dapat menghasilkan produk dengan ukuran di atas rata-rata," imbuhnya.