Bisnis.com, JAKARTA - Program bahan bakar minyak (BBM) satu harga akan merambah 14 lokasi baru sehingga jumlahnya menjadi 39 lokasi.
Direktur Pemasaran Pertamina M. Iskandar mengatakan bahwa pihaknya optimistis target BBM satu harga di 54 lokasi bisa tercapai tahun ini. Adapun, nantinya segera bertambah 14 lokasi baru yang akan diresmikan secara bersamaan. Kendati demikian, dia enggan merinci lokasinya.
"Ya kita optimis lah, kan ada 14 lokasi secara bersamaan ada," ujarnya di DPR, Selasa (10/10/2017) malam.
Menurutnya, 14 lokasi baru akan menerapkan BBM satu harga dalam kurun waktu dua bulan mendatang. Dengan demikian, di lokasi baru ini masyarakat bisa mendapatkan harga solar Rp5.150 per liter dan premium Rp6.450 per liter.
Dari data Kementerian ESDM, saat ini BBM satu harga telah menyentuh 25 lokasi. Adapun, sebelum menerapkan kebijakan ini, harga BBM di lokasi itu di kisaran Rp10.000 hingga Rp100.000 per liter.
Rincinya, beberapa daerah seperti Kecamatan Pulau-pulau Batu-Nias Selatan, Sumatra Utara; Kecamatan Siberut Tengah-Kep. Mentawai, Sumatra Barat; Kecamatan Karimun Jawa-Jepara, Jawa Tengah dan Kecamatan Raas-Sumenep, Jawa Timur harga jual per liter hingga Rp10.000.
Begitu pula dengan Kecamatan Labuhan Badas-Sumbawa, Nusa Tenggara Barat; Kecamatan Wangiapu-Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur; Kecamatan Wangi-wangi –Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Kecamatan Bere Bere-Morotai Utara, Maluku Utara dan Kecamatan Jagoi Babang- Bengkayang, Kalimantan Barat.
Untuk daerah lainnya BBM dijual seharga Rp11.000 hingga Rp20.000 per liter seperti di Kecamatan Long Apari-Mahakam Ulu, Kalimantan Timur; Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Barat, Maluku dan Kecamatan Distrik Pania Barat- Paniai, Papua.
Daerah lain dengan kisaran harga BBM yang sama yakni Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah; Kecamatan Moswaren-Sorong Selatan, Papua Barat; Kecamatan Kayoa Barat-Halmahera Selatan, Maluku Utara serta Kecamatan Melonguane- Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Sisanya, harga jual BBM tertinggi sebelum diterapkan BBM satu harga yakni hingga Rp100.000 per liter dijual di daerah Krayan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara; Kecamatan Puncak, Papua; Kabupaten Yalimo, Papua; Kabupaten Ndunga, Papua dan Kecamatan Mambremo Raya, Papua.
Daerah lainnya dengan kisaran harga BBM yang sama yakni Kabuaten Mambremo Tengah, Papua; Kabupaten Tolikara, Papua; Kabupaten Intan Jaya, Papua; dan Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua. "Dua bulan ke depan, lokasinya enggak hapal aku."
Untuk mendorong penambahan penyalur, dia menyebut perlu tambahan marjin seperti yang disebut dalam Peraturan Menteri No.36/2016. Dalam beleid tersebut disebutkan bahwa Menteri ESDM menetapkan harga dasar dan harga jual BBM di tangan konsumen.
Sementara itu, badan penyalur yang mendapat penugasan yakni Pertamina dan AKR Corporindo wajib memberikan biaya penyaluran (margin fee) yang lebih tinggi khusus daerah tertentu dalam program BBM satu harga.
Namun, hingga kini, menurut Iskandar, pemerintah belum menetapkan marjin yang lebih tinggi dalam postur harga BBM khusus program ini yang seharusnya ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). "Sekarang belum ada pengaturan marjinnya."
Sebelumnya, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan keuntungan lebih besar wajar bila didapatkan penyalur mengingat medan penyaluran yang berat dan volume penjualannya yang lebih rendah. "Selama ini belum ada pengaturan margin."