Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selesai Kurang dari 1 Tahun, Pengembangan KEK Arun Lhokseumawe Paling Cepat

Pengembangan KEK Arun Lhokseumawe merupakan salah satu yang tercepat dibandingkan dengan kawasan lain.
Kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair kelima bersandar di Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamis (25/6)./Antara-M Agung Rajasa
Kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair kelima bersandar di Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamis (25/6)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA—Pengembangan KEK Arun Lhokseumawe merupakan salah satu yang tercepat dibandingkan dengan kawasan lain.

Penetapan kawasan ini sebagai KEK baru dilakukan pada Februari tahun ini. Hanya dalam hitungan bulan, kawasan tersebut mampu merampungkan segala persiapan untuk mulai beroperasi secara komersial.

“Artinya, tidak sampai setahun KEK Arun segera beroperasi. Padahal, pemerintah memberikan waktu paling lama 3 tahun sampai siap beroperasi,” ujar Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto, Sabtu (7/10/2017).

Hanya saja, kawasan tersebut belum memperoleh investasi tambahan di luar perusahaan konsorsium. Menurutnya, pengelola kawasan masih membuka kesempatan bagi calon investor untuk turut menanamkan modal pada KEK tersebut. ”Saya harap ada lagi investor baru yang mau masuk berinvestasi sebelum diresmikan,” ujar Enoh.

Pemerintah menetapkan sebanyak 11 lokasi kawasan ekonomi khusus untuk mendorong pemerataan investasi ke luar Jawa. Sebanyak tiga KEK di antaranya sudah mulai beroperasi secara komersial, yaitu KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, dan KEK Palu.

Palu merupakan KEK pertama yang diresmikan pada tahun ini sebagai basis hilirisasi industri logam dan agro. Rencananya, pemerintah juga segera meresmikan KEK Mandalika pada kuartal keempat tahun ini sebagai salah satu destinasi pariwisata skala internasional.

Pengembangan seluruh kawasan ekonomi khusus diproyeksikan mampu mendatangkan investasi senilai Rp726 triliun sampai 2030. “KEK hanya diresmikan jika kelengkapan infrastruktur dan fasilitas administrasinya sudah siap,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper