Bisnis.com, JAKARTA—Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan Desember tahun ini.
KEK Arun merupakan merupakan pusat pengembangan industri migas dan petrokimia. Kawasan itu diproyeksikan menyerap investasi senilai US$3,8 miliar atau setara Rp50,5 triliun.
Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menyatakan pengoperasian kawasan menunggu penyelesaian kelengkapan administratif, seperti penetapan badan pengelola dan pembentukan sistem pelayanan perizinan. Ketersediaan infrastruktur dan lahan tersertifikasi pada kawasan itu sudah memadai.
“Yang belum selesai hanya tinggal persoalan birokrasinya saja. Itu yang masih harus dikejar sampai pertengahan Desember. Begitu terpenuhi, KEK Arun Lhoseumawe bisa segera beroperasi,” ujar Enoh dalam siaran pers, Sabtu (7/10/2017).
Pembentukan KEK Arun Lhokseumawe merupakan inisiasi konsorsium sejumlah perusahaan yaitu Pertamina, Pupuk Iskandar Muda, Pelindo I, dan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh. Kawasan tersebut meliputi tiga zona dengan luas melebihi 2.000 hektare di pesisir Aceh, yaitu kompleks kilang Arun Pertamina, desa Dewantara, serta desa Jamuan.
Pengembangan KEK tersebut nantinya juga memungkinkan menyentuh ke sektor regasifikasi dan logistik gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) mengingat kawasan ini memiliki infrastruktur pelabuhan. Menurut Enoh, kawasan terintegrasi tersebut mampu menyerap sebanyak 40.000 tenaga kerja pada 2021.