Bisnis.com, KARAWANG—PT Pupuk Indonesia (Persero) meningkatkan stok pupuk pada untuk mengantisipasi kenaikan permintaan pada musim tanam periode Oktober—Maret.
Perseroan menggenjot ketersediaan stok pencadangan pada gudang-gudang penyaluran pupuk bersubsidi mencapai empat kali lipat.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat menyatakan pemerintah menetapkan batas minimum stok pencadangan gudang distribusi sebesar 500.000 ton untuk pemenuhan kebutuhan 2 mingguan. Hanya saja, perseroan meningkatkan tingkat pencadangan menjadi 1,9 juta ton untuk pemenuhan kebutuhan 2 bulanan.
“Produksi kami tingkatkan terus. Seluruh stok yang ada di gudang distributor dan kios kami tingkatkan empat kali lipat, belum termasuk ketersediaan yang ada di pabrik. Insyaallah dengan ketersediaan stok ini tidak akan terjadi kelangkaan pada musim tanam,” ujarnya saat mengunjungi gudang distribusi di Karawang, Jawa Barat, Rabu (4/10/2017).
Menurutnya, perseroan memprioritaskan penyaluran pupuk bersubsidi pada sektor pertanian sesuai penugasan pemerintah. “Pupuk Indonesia menomorsatukan ketahanan pangan. Baru setelah kebutuhan sektor pertanian tercukupi, kami akan mempertimbangkan untuk menjual ke sektor perkebunan atau mengekspor,” ujarnya.
Ketersediaan stok pupuk pada gudang distributor dan kios di seluruh Indonesia per bulan lalu terdiri atas 566.795 ton pupuk urea, 310.875 ton pupuk NPK, 135.500 ton pupuk SP36, 112.927 ton pupuk ZA, dan 63.358 ton pupuk organik.
Per bulan lalu, perseroan telah menyalurkan sebanyak 2,65 juta ton pupuk urea, 1,73 juta ton NPK, 592.089 ton pupuk SP36, 673.401 pupuk ZA, dan 432.944 ton pupuk organik. Pupuk Indonesia memperoleh penugasan untuk menyalurkan sebanyak 9,5 juta ton pupuk bersubsidi.