Bisnis.com, JAKARTA — Pasokan beras premium terus melonjak di Pasar Beras Induk Cipinang, Jakarta, pasca pemerintah memberlakukan harga eceran tertinggi.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) Arief Prasetyo menjelaskan sejak pemberlakuan aturan harga eceran tertinggi (HET) dan meningkatnya harga gabah di lapangan membuat pedagang lebih beralih ke beras premium. Kendati demikian, dia menyebut pasokan di PIBC masih berada dalam kondisi aman.
“Beras medium ada tetapi tidak sebanyak dulu. Sekarang, persentasenya 60%—70% merupakan beras premium,” ujarnya di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Dia mengungkapkan penyebab lain menurunnya pasokan beras medium akibat perubahan standar beras premium yang tertuang dalam ketentuan HET. Persyaratan patahan beras dilonggarkan dari 5% menjadi 15%.
“Memang ada perubahan dan keseimbangan baru sehingga ini harus kita cermati bersama-sama,” imbuhnya.
Di sisi lain, Arief mengatakan harga gabah di daerah Kerawang berkisar Rp5.500 per kilogram (kg) hingga Rp6.000 per kg. Oleh karena itu, sulit bagi pedagang untuk menjual beras medium sesuai dengan ketetapan HET sebesar Rp9.450 per kg.
Baca Juga
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti sebelumnya mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan surat penugasan bagi Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar. Hal itu menyusul berkurangnya pasokan beras medium di pasaran.
“Kemendag siap menugaskan Bulog, stok berasnya juga sudah siap,” ujarnya.
Tjahya mengatakan saat ini tinggal menunggu arahan dari hasil rapat koordinasi di Kementerian Bidang Perekonomian (Kemenko). Dari situ, ditentukan berapa besaran pasokan beras medium yang akan digelontorkan ke pasar.
