Bisnis.com, JAKARTA— Panitia Annual Meeting IMF-WB menyiapkan lokasi cadangan jika situasi Gunung Agung memburuk.
Hal itu dikemukakan Menko Maritim Luhut Pandjaitan saat mengunjungi wilayah Karangasem untuk melihat situasi terakhir Gunung Agung dan mengunjungi penduduk terdampak di penampungan pengungsi.
“Saya datang untuk melihat situasi terakhir karena tanggal 11-13 Oktober ini kami panitia IMF-World Bank meeting akan mengadakan rapat di Washington dan kami akan update mereka tentang situasi ini,” ujarnya saat berkunjung ke Posko Utama Satgas Siaga Darurat, di Dermaga Cruise Tanah Ampo, Manggis Kabupaten Karangasem.
Dalam keterangan resmi yang dikutip pada Minggu (24/9), Luhut mengatakan panitia IMF WB tengah membahas lokasi cadangan jika situasi memburuk.
“Saya sudah berbicara dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tentang hal ini. Rencana kontingensi itu harus ada. Kita tunggu sekitar dua minggu ke depan sambil berdoa semoga keadaan ini membaik,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut Luhut juga menyampaikan sumbangan sebesar Rp900 juta dari panitia IMF-WB kepada korban.
Baca Juga
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 49.485 penduduk diketahui menetap di enam desa yang berada di kawasan rawan bencana Gunung Agung.
Sejak diberlakukannya status Awas pada tanggal 22 September 2017 pihak berwenang mengimbau wisatawan dan penduduk setempat agar tidak berkemah atau melakukan pendakian dalam radius sembilan kilometer dari kawah Gunung Agung.
Dalam sebulan terakhir Gunung Agung menunjukkan aktivitas kegempaannya yang terbesar setelah terakhir kali meletus tahun 1963 dan menewaskan 1.148 orang.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan letusan Gunung Agung pada 1963 berselang 120 tahun dari letusan sebelumnya.
Namun, PVMBG tidak dapat memprediksi perkiraan waktu letusan maupun penurunan aktivitas Gunung Agung.
Pasalnya, Gunung Agung tidak dapat dibandingkan dengan gunung berapi lain, seperti Sinabung di Sumatera Utara yang dalam lima tahun terakhir ini masuk level awas.