Bisnis.com, JAKARTA — Setidaknya, banyak hal yang harus dilakukan pemerintah sebagai persiapan transisi dari konvensional ke ekonomi digital.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan saat ini infrastruktur untuk peralihan ke ekonomi digital pun telah disiapkan.
Menurutnya, untuk mencapai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara setidaknya ada beberapa hal yang harus dipersiapkan.
Di antaranya, membenahi SDM, bagaimana mendanai perusahaan rintisan (startup) dan meningkatkan perlindungan konsumen.
“Ya yang pertama kan infrastruktur, pemerintah sedang bangun. Selesainya semua 2019, kemudian yang kedua adalah SDM-nya. Ini [SDM] memang agak lambat perkembangannya,” kata Darmin di JCC, Rabu (20/9/2017).
Selain itu, penting pula dibahas terkait bagaimana mendanai startup, meng-address masalah logistik, consumer protection, taxation bagaimana mempermudah sistem pajak.
Untuk itu, Pemerintah tengah mencari jalan supaya tantangan tersebut tidak menjadi penghalang mencapai target yang ditetapkan.
“Kalau kita menanyakan, talent-nya cukup tidak untuk mengembangkan bisnis digital ini? Kita tahu kurang, sehingga memang harus dicari jalannya untuk mempunyai talent,” jelasnya.
Dalam hal ini, Darmin optimistis bahwa Indonesia mampu menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Cita-cita tersebut didorong oleh jumlah penduduk milenial Indonesia yang cukup besar.
“Ada beberapa hal yang kita punya kesempatan dan kelebihan. Pertama, penduduk kita benar-benar muda. Penduduk muda sangat cepat menyesuaikan diri masuk ke ekonomi digital,” jelasnya.
Disisi lain, selain menyiapkan untuk transisi ekonomi konvensional ke digital, Darmin juga mengatakan pemerintah sedang mencari solusi bagaimana UKM bisa melakukan ekspor.
“Kemudian UKM, bagaimana caranya supaya dia bisa ekspor. Jual produk UKM untuk ekspor biasanya perlu agregator yang mengumpulkan, menstandarisasikan, menpackagingnya supaya bisa di ekspor,” katanya.