Bisnis.com, JAKARTA – Lagi-lagi, pemerintah perlu waspada dengan pengelolaan fiskal menjelang akhir tahun ini. Pasalnya, performa penerimaan pajak pada tahun ini berpotensi lebih rendah dari realisasi tahun lalu.
Dengan performa realisasi penerimaan pajak nonmigas hingga Agustus 2017 yang baru 52,39% dari target APBNP 2017, Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) memproyeksi realisasi hingga akhir tahun akan di kisaran 84,80% - 90,84% dari target.
Seperti diketahui, dalam Undang-Undang No. 8/2017 tentang APBNP 2017, target pajak nonmigas dipatok senilai Rp1.241,79 triliun. Dengan demikian, proyeksi realisasi hingga akhir tahun ini berkisar antara Rp1.094,88 triliun hingga Rp1.169,86 triliun.
Yustinus Prastowo, Direktur Eksekutif CITA memprediksi pola tahun ini sama dengan 2015. Namun, jika di pertengahan jalan pola tersebut mengikuti 2016 – karena bantuan penerimaan dari uang tebusan amnesti pajak – performa penerimaan ke level pesimistis.
“Analisis tren ini harus memperhitungkan faktor September yang sifatnya khusus. Prediksi kami memang demikian, bisa di bawah realisasi tahun lalu,” ujarnya, dikutip Jumat (8/9/2017).
Seperti diketahui, kebijakan amnesti pajak pada tahun lalu setidaknya mampu menambah penerimaan pajak nonmigas melalui uang tebusan senilai Rp103 triliun.
Baca Juga
Performa ini membuat penerimaan yang menjadi tanggung jawab Ditjen Pajak pada 2016 mencapai Rp1.069 triliun.
Proyeksi optimis dari CITA senilai Rp1.169,86 triliun sama artinya hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,43% dari capaian tahun lalu.
Selain jauh dari target pertumbuhan yang dipatok dalam APBNP 2017 sebesar 16,16%, proyeksi ini jauh dari pertumbuhan alamiahnya.
Maklum, asumsi pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5,2% dan inflasi sebesar 4,3%. Jika kedua asumsi makroekonomi ini tercapai, realisasi alamiah penerimaan pajak nonmigas seharusnya 9,5%.
Jika proyeksi mengarah ke level pesimistis, angka Rp1.094,88 terkontraksi 1,48% dibandingkan capaian 2016 senilai Rp1.069 triliun.
Dengan outlook tersebut, shortfall – selisih kurang antara realisasi dan target – berkisar antara Rp71,93 triliun - Rp146,91 triliun.