Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Farmasi Tingkatkan Efisiensi

Pabrikan farmasi dalam negeri melakukan efisiensi demi menjaga kualitas produk dan margin keuntungan di tengah gencarnya program Jaminan Kesehatan Nasional.
Suasana di salah satu toko obat./JIBI
Suasana di salah satu toko obat./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Pabrikan farmasi dalam negeri melakukan efisiensi demi menjaga kualitas produk dan margin keuntungan di tengah gencarnya program Jaminan Kesehatan Nasional.

Pre Agusta Siswantoro, Direktur Manufacturing PT Kalbe Farma Tbk., mengatakan dengan adanya JKN sejak 2014, tatanan industri farmasi nasional berubah. Ini disebabkan karena produsen yang mampu memberikan harga produk paling rendah yang dapat memenangkan persaingan.

Padahal, industri farmasi merupakan industri padat modal. Untuk membangun sebuah pabrik misalnya membutuhkan dana setidaknya Rp100 miliar dengan masa konstruksi paling cepat 3 tahun.

"Ini yang menjadi tantangan karena industri farmasi ini butuh modal besar, tetapi sekarang harga produknya harus semurah mungkin," ujarnya Kamis (7/9/2017).

Dalam program JKN, proses lelang diadakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Pada tahun ini, pemerintah menetapkan harga obat-obatan lebih rendah dibandingkan dengan periode pelelangan sebelumnya.

Berdasarkan catatan Gabungan Perusahaan Farmasi  (GP Farmasi), pemerintah menetapkan harga per item obat lebih rendah 10% hingga 20% pada lelang terakhir. Meski volume pasokan meningkat, perusahaan harus mengatur siasat agar tidak merugi.

Pre Agusta menyebutkan selama ini ada beberapa beban biaya yang tidak disadari oleh industri farmasi. Beban-beban tersebut sebenarnya dapat disiasati oleh pabrikan sehingga margin keuntungan tidak banyak tergerus.

Dari bahan baku misalnya, Kalbe Farma sebagai salah satu perusahaan farmasi besar di Tanah Air memiliki beberapa pemasok. Hal ini bertujuan supaya perseroan bisa membandingkan harga dan memilih mana yang paling efisien.

"Kalau beberapa perusahaan mau ketemu dan membeli raw material bersamaan, volume permintaan tentu besar, sehingga bisa menawar harga. Ini contoh untuk menekan cost," jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper