Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan alat berat PT United Tractors Tbk. masih mengandalkan penjualan alat berat untuk sektor pertambangan pada sisa tahun berjalan.
Permintaan alat berat pada sektor pertambangan diyakini terus menguat dengan semakin menguatnya harga batu bara yang berada di atas US$70 per ton.
“Dengan asumsi harga batu bara bisa bertahan sekitar US$ 70 per ton, kami yakin dampaknya penjualan alat berat bisa tumbuh sekitar 10%,” ujar Direktur Utama United Tractors Gidion Hasan, Kamis (7/9/2017).
Perseroan mengandalkan penjualan alat berat merk Komatsu pada sektor pertambangan. Penjualan produk tersebut tercatat sebanyak 1.751 unit pada semester pertama tahun ini, atau naik 69% dibandingkan degan semester pertama yang terjual 1.036 unit. “Sampai akhir 2017 kami targetkan penjualan 3.250 unit Komatsu,” ujarnya.
Sebanyak 51% penjualan alat berat terserap sektor pertambangan. Penjualan alat berat dari sektor konstruksi sebanyak 22% dan perkebunan sebanyak 14%. “Kalau untuk sektor konstruksi persaingannya jauh lebih ketat. Tapi pangsa Komatsu itu masih tetap yang terbesar di pasar domestik,” ujarnya.
Sementara itu, perseroan juga mendistribusikan alat berat merk lain seperti UD Trucks dan Scania. United Tractors mencatatkan penjualan bersih dari alat berat senilai Rp11,2 triliun pada semester pertama 2017.
Prediksinya, kestabilan harga batu dapat bertahan hingga tahun depan karena perbaikan harga komoditas tersebut dipicu oleh situasi internal di Tiongkokyang membatasi produksi batu bara.
“Pelanggan yang membeli alat berat untuk sektor pertambangan meyakini harga batu bara masih cukup baik sampai 2018. Asumsinya minimal masih dapat bertahan sekitar US$ 70 per ton,” ujarnya.