Bisnis.com, JAKARTA — Setelah sempat digunakan sebagai jalan tol fungsional selama arus mudik Lebaran pada Juni dan Juli 2017, ruas tol Bawen—Salatiga yang direncanakan dioperasikan pada bulan ini kembali tertunda.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan (KKJT) tengah melakukan proses laik fungsi jembatan pada ruas yang dimiliki oleh PT Trans Marga Jateng tersebut.
“Ruas Bawen—Salatiga sedang dalam proses laik fungsi jembatan. Dalam waktu cepat [jalan tol] bisa selesai dan segera dioperasikan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (29/8).
Selain menunggu penyelesaian laik fungsi jembatan, pihaknya juga tengah menunggu surat keputusan mengenai penetapan tarif tol tersebut yang masih dalam proses penerbitan.
Ruas tol Bawen—Salatiga termasuk dalam jalan tol Semarang—Solo. Total investasi ruas tol Semarang—Solo sepanjang 40 kilometer mencapai lebih dari Rp7 triliun dengan rerata biaya pembangunannya mencapai Rp100 miliar per kilometer.
Pada awal bulan ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan, pemerintah segera meresmikan pengoperasian jalan tol Bawen—Salatiga sepanjang 17,60 kilometer pada pertengahan bulan ini setelah selesai melakukan uji laik fungsi.
Baca Juga
Setelah Bawen—Salatiga, ruas yang akan diresmikan antara lain Gempol—Pasuruan seksi Gempol—Bangil, Surabaya—Mojokerto seksi Kertosono—Mojokerto, serta sebagian ruas tol Solo—Ngawi dan Ngawi-Kertosono. Dengan demikian, ruas-ruas tersebut dapat melayani arus mudik pada tahun depan.
“Bawen—Salatiga tanggal 13 Agustus ini beroperasi. Jadi, kalau untuk mudik tahun depan target saya sudah tidak ada tol darurat lagi hingga Semarang, tapi sudah fungsional seperti Bawen—Salatiga kemarin,” ujarnya. (Bisnis, 2 Agustus)
Lebih lanjut, dia menyatakan, pemerintah juga akan meneruskan pembangunan jalan lintas bawah atau underpass Karangsawah di jalur Pejagan—Purwokerto pada tahun depan, setelah sebelumnya membangun empat jalan layang di pelintasan sebidang yang ada di Jawa Tengah.
Keempat jalan layang tersebut ialah Klonengan—Prupuk, Dermoleng—Ketanggungan, Kretek—Paguyangan, dan Kesambi.
Keberadaan empat jalan layang tersebut terbukti efektif mengurai kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi di pelintasan sebidang kereta api.
“Opsi yang terakhir tadinya memindahkan jalan, tetapi sepertinya tidak akan selesai dalam sembilan bulan. Jadi, kami bikin underpass, mungkin nanti lebih lancar lagi.”