Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PJBG Jambaran-Tiung Biru Tunggu Pengalihan Saham Partisipasi

Penandatanganan perjanjian jual beli gas Jambaran-Tiung Biru menunggu proses penyelesaian pengalihan saham partisipasi pada proyek tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA - Penandatanganan perjanjian jual beli gas Jambaran-Tiung Biru menunggu proses penyelesaian pengalihan saham partisipasi pada proyek tersebut.

Adapun, proyek tersebut merupakan unitisasi dua lapangan dari dua wilayah kerja berbeda. Lapangan Jambaran merupakan bagian dari wilayah kerja Cepu dan Lapangan Tiung Biru yang menjadi bagian dari wilayah kerja Pertamina EP. Karena proyeknya yang tidak sesuai keekonomian, EMCL memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai mitra.

Pada Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menjadi operator dan menguasai saham partisipasi sebesar 20,5%, Ampolex 24,5%, Pertamina EP Cepu 45% dan beberapa Badan Usaha Milik Daerah dengan saham partisipasi 10%.

Sementara, dalam proyek itu, PT Pertamina EP Cepu menjadi operator dan bersama EMCL masing-masing memiliki 41,4% hak kelola. Badan usaha milik daerah (BUMD) memiliki 9,2% dan sisanya sebanyak 8% dikuasai Pertamina EP.

Seperti diketahui, Pemerintah menugaskan PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina EP Cepu dengan terbitnya Surat Menteri ESDM No 9/13/MEM.M/2017 pada Januari 2017 untuk mengembangkan Lapangan Jambaran-Tiung Biru dan menyelesaikan pembahasan dengan ExxonMobil melalui skema bisnis (business to business/b to b).

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan saat ini proses pengalihan saham partisipasi masuk tahap final. Sebelumnya, disebutkan nilai yang harus dibayarkan Pertamina US$121 juta untuk mengembangkan lapangan tersebut tanpa mitra.

Dia berharap proses bisa segera diselesaikan agar perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan PT Perusahaan Listrik Negara bisa segera diteken.

"PJBG-nya dua bulan lagi kalau kita sudah clear. Bisa tanda tangan kalau udah clear," ujarnya sebelum menghadiri Rapat Dengar Pendapat di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Senin (28/7/2017).

Seperti diketahui, sebelumnya harga gas dari Jambaran-Tiung Biru turun dari semula US$8 per MMBtu dengan eskalasi 2% ssjak 2012 atau US$9 per MMBtu dengan eskalasi ketika proyek menghasilkan gas di 2020 menjadi US$6,7 per MMBtu flat hingga kontrak penyaluran gas berakhir. Adapun, harga jual ke PLN sebesar US$7,6 per MMBtu yang sudah termasuk biaya penghantaran gas melalui pipa sebesar US$0,9 per MMBtu.

Penurunan harga jual gas pun dikarenakan penurunan asumsi belanja modal dari semula US$2,1 miliar menjadi US$1,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper