Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertani optimis realisasi penyaluran benih subsidi ke petani dapat mencapai 80% hingga akhir tahun.
Direktur Utama PT Pertani (Persero) Wahyu menyebut, realisasi penyaluran benih unggul padi pada semester I 2017 mencapai 60% atau 30.000 ton benih, dari target 50.000 ton benih sepanjang tahun ini. Realisasi semester I naik signifikan dari realisasi tahun lalu sekitar 20.000 ton benih sepanjang 2016.
Menurut dia, rendahnya penyaluran subsidi benih karena pembelian pupuk subsidi masih menjadi prioritas bagi petani, dibandingkan benih bersertifikat. Minimnya pemahaman tentang benih bersertifikat menjadi salah satu kendala. Akibatnya, petani memproduksi benih sendiri sehingga produktivitas tidak optimal.
"Tahun ini, kami lebih proaktif ke petani. Pertani melakukan sosialisasi tentang benih bersertifikat," katanya usai menghadiri pengukuhan kepengurusan baru MPPI 2017-2022.
Pemerintah mengalokasikan subsidi benih 2017 sebesar 1,2 triliun, untuk pengadaan benih padi bersertifikat oleh PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri. Selain PT Pertani menargetkan penyaluran benih subsidi sebesar 50.000 ton, PT Sang Hyang Seri juga menargetkan angka yang sama.
Wahyu berpendapat, target penyaluran benih subsidi sebesar 100.000 ton sepanjang 2017, masih jauh dari kebutuhan benih padi setiap tahun. Dia menyebut, rata-rata kebutuhan benih padi sekitar 300.000 ton per tahun.
Kebutuhan ini sebagian dipenuhi dari BUMN perbenihan, swasta, maupun kelompok tani. Adapun, produksi oleh BUMN disubsidi oleh pemerintah. Adapun, sisanya dipenuhi dengan menggunakan benih hasil produksi sendiri atau benih jabal (jalur benih antar lapang) yang tidak bersertifikat.
"Melalui MPPI, ini yang ingin kami ubah menjadi benih bersertifikat," katanya.
Selain memproduksi benih subsidi, Pertani juga memproduksi benih non subsidi. Pada semeter I 2017, penyaluran benih non subsidi mencapai 8.000 ton.
"Dari target produksi benih 100.000 ton, 50.000 ton merupakan PSO. Sementara non subsidi telah tersalur 8.000 ton," kata dia.