Bisnis.com, JAKARTA – Target pertumbuhan ekonomi 2018 dipatok 5,4% atau lebih optimis dibandingkan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 yang hanya 5,2%.
Berdasarkan nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 yang dikutip Bisnis Rabu (16/8/2017), optimisme tersebut sejalan dengan perbaikan ekonomi global dan domestik yang didorong oleh investasi dan ekspor.
Soal investasi, pemerintah masih berharap tuah implementasi pengampunan pajak yang berakhir Maret lalu bisa menggenjot investasi di sektor rill. Di satu sisi, pembangunan infrastruktur yang dilakukan di berbagai daerah mampu menaikkan daya saing dan perbaikan konektivitas.
Sementara itu, perbaikan ekonomi global yang implikasinya memengaruhi permintaan negara-negara mitra dagang utama juga diharapkan menambah kinerja ekspor nonmigas. Sedangkan dari sisi domestik, konsumsi rumah tangga tetap akan stabil dengan ditopang inflasi yang rendah.
Kelanjutan kebijakan efisiensi belanja yang bakal ditempuh pemerintah pada 2018 juga sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kemampuan belanja pemerintah.
Adapun, asumsi dasar makro yang digunakan untuk menyusun RAPBN 2018 terdiri dari pertumbuhan ekonomi 5,4%, inflasi 3,5%, nilai tukar rupiah Rp13.500, suku bunga SPN 3 bulan 5,3%, harga minyak mentah Indonesia US$48 per barel, lifting minyak sebesar 800.000 ribu barel perhari, dan lifting gas 1,2 juta barel per hari.