Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI JEPANG: Permintaan Domestik Dorong PDB Lampaui Perkiraan di Kuartal II

Ekonomi Jepang berhasil memperpanjang pertumbuhannya untuk enam kuartal berturut-turut, ditopang oleh meningkatnya permintaan domestik yang mengompensasikan perlambatan pada ekspor.
Seorang wanita di toko Uniqlo Fast Retailing di Tokyo, Jepang (24/1/2017)./.Reuters-Kim Kyung-Hoon
Seorang wanita di toko Uniqlo Fast Retailing di Tokyo, Jepang (24/1/2017)./.Reuters-Kim Kyung-Hoon

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Jepang berhasil memperpanjang pertumbuhannya untuk enam kuartal berturut-turut, ditopang oleh meningkatnya permintaan domestik yang mengompensasikan perlambatan pada ekspor.

Dilansir Bloomberg (Senin, 14/8/2017), produk domestik bruto (PDB) Jepang tumbuh 4% secara tahunan pada kuartal kedua tahun ini.

Angka ini lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan sebesar 2,5% serta revisi data kenaikan sebesar 1,5% pada kuartal sebelumnya.

Secara kuartalan (q-o-q), pertumbuhan PDB naik 1% pada kuartal kedua atau lebih besar dari perkiraan kenaikan sebesar 0,6%.

Sementara itu, tingkat konsumsi swasta naik 0,9% pada kuartal kedua dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan kenaikan sebesar 0,5%.

Belanja bisnis naik 2,4%, sedangkan ekspor bersih tersubstraksi 0,3 poin persentase dari PDB.

Ekspansi pertumbuhan PDB selama enam kuartal berturut-turut ini adalah ekspansi terpanjang dalam lebih satu dekade. Terakhir kali Jepang mencatatkan ekspansi pertumbuhan sepanjang ini adalah pada pertengahan 2006, di bawah pemerintahan Perdana Menteri Junichiro Koizumi.

Jika ekonomi mampu memperpanjang ekspansinya hingga kuartal ketiga, maka akan menjadi kinerja terbaik sejak 2001.

Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe selama lebih dari empat tahun, performa yen telah turun, laba perusahaan melonjak, dan ekonomi berjalan di atas potensinya tingkat pertumbuhannya.

Namun demikian, inflasi tetap sangat rendah, meski bank sentral Jepang melancarkan stimulus moneternya yang masif. Di sisi lain, para ekonom mengamati dengan seksama tanda-tanda bahwa ketatnya pasar tenaga kerja dalam beberapa dekade mulai membawa kenaikan upah.

“Permintaan eksternal, yang merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi, mungkin telah melambat, namun permintaan domestik - konsumsi swasta, pengeluaran bisnis dan investasi publik, mulai membaik,” ujar Yoshiki Shinke, kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute, sebelum data tersebut dirilis.

“Ada potensi besar ekonomi akan tetap berada di posisi yang kuat. Ekspor dapat melanjutkan kenaikan jika ekonomi luar negeri, terutama di AS, terus pulih,” lanjutnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper