Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produktivitas & Daya Saing IKM Dipacu Untuk Topang Devisa Negara.

Kementerian Perindustrian berupaya untuk mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing produk unggulan industri kecil dan menengah (IKM) untuk menambah devisa negara.
Pekerja menghaluskan komponen badan replika motor Harley Davidson yang terbuat dari kayu jati, di Kemiri, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (14/6). Berbagai jenis replika motor besar diproduksi dari bahan kayu jati yang dijual ke berbagai negara seperti Prancis, Inggris, dan Belanda./Antara-Aloysius Jarot Nugroho
Pekerja menghaluskan komponen badan replika motor Harley Davidson yang terbuat dari kayu jati, di Kemiri, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (14/6). Berbagai jenis replika motor besar diproduksi dari bahan kayu jati yang dijual ke berbagai negara seperti Prancis, Inggris, dan Belanda./Antara-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian berupaya untuk mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing produk unggulan industri kecil dan menengah (IKM) untuk menambah devisa negara.

Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, menyampaikan di tengah ketatnya persaingan global, beberapa produk Indonesia mampu secara kompetitif dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perdagangan dunia. Hal ini berdamampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Menurut catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Indonesia menjadi negara eksportir pakaian jadi terbesar ke-14 di dunia, sedangkan di Asia Tenggara menjadi yang ke-3. Nilai ekspor pakaian jadi mencapai US$7,1 miliar pada 2016.

Khusus untuk alas kaki domestik telah berhasil berada pada peringkat ke-6 di dunia dengan market share sebesar 3,6%. Sedangkan untuk nilai ekspor komoditas tersbut mencapai US$4,5 miliar.

"Perhiasan juga menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia karena mampu memberikan kontribusi senilai US$4,1 miliar terhadap devisa negara. Bahkan nilai ekspor untuk produk kerajinan mencapai US$173 juta," kata Airlangga ketika konferensi pers, Senin, (14/8/2017).

Menurutnya, untuk memacu kapasitas produksi Kemenperin akan melakukan restrukturisasi serta pemberian mesin dan peralatan kepada para pelaku usaha. Selain itu, Kemenperin juga mendorong agar industri dapat memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan untuk memperkuat struktur modalnya.

"Tidak kalah penting adalah peningkatan akses pasar, kami telah memiliki program e-Smart IKM sebagai promosi dan penjualan secara online," katanya.

Sementara itu, Gati Wibawaningsih, Dirjen IKM menjelaskan di tengah melemahnya kondisi perekenomian global, IKM cenderung mampu bertahan dan memiliki daya saing. Hingga saat ini, jumlah IKM mencapai 4,4 juta unit usaha dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 10,1 juta orang, sehingga memiliki kontribusi kepada negara dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. (Regi Yanuar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper