Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lembaga Riset ITB Kembangkan IoT

Lembaga riset Institut Teknologi Bandung mengembangkan teknologi berbasis Internet of Things untuk mendorong pertumbuhan industri lokal.
Ilustrasi SIM card./JIBI
Ilustrasi SIM card./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Lembaga riset Institut Teknologi Bandung mengembangkan teknologi berbasis Internet of Things untuk mendorong pertumbuhan industri lokal.

Trio Adiono, Direktur Pusat Mikroelektronika Institut Teknologi Bandung (ITB), menyampaikan bahwa pusat studi ini sudah dapat mengembangkan industri elektronik yang beriorientasi ke pasar lokal. Beberapa komoditas yang bisa dibuat seperti micro chip, smart card, ponsel cerdas, dan berbagai produk yang terkait dengan evolusi Industry 4.0.

"Permasalahannya adalah ketika produk kami tersebut belum bisa sepenuhnya terserap oleh pasar. Saat ini produk kami belum bisa bersaing dengan impor," kata Trio, Selasa (8/8/2017).

Menurutnya, harga yang tidak kompetitif membuat pasar berpaling ke produk impor. Padahal Trio mengklaim kualitas produk yang dikeluarkan dapat sebanding dengan produk impor lainnya.

Pusat Mikroelektronika adalah lembaga riset dari ITB yang bergerak di bidang penelitian di bidang inovasi dan teknologi elektronik. Pusat studi tersebut telah berhasil mengeluarkan beberapa produk dengan menggandeng beberapa manufaktur lain.

Salah satu contoh dari produknya yaitu smartphone dengan merk Digital Cooperation (Digicoop). Ponsel cerdas tersebut adalah hasil kerja sama dengan PT. Jalawave Integra, PT VS Technology Indonesia, dan PT TSM yang telah diluncurkan pada tahun ini.

Ario menambahkan, jika tingkat komponen dalam negeri (TKDN) smartphone masih di level 25% karena beberapa komponen tidak bisa diproduksi di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan harga produk smartphone masih kurang kompetitif.

Adapun, produk smart card yang dikembangkan oleh Mikroelektronika memiliki TKDN yang sudah mencapai 80%. Ini karena sofware, desain, dan chip sudah diproduksi di dalam negeri. Menurutnya pasar yang potensial adalah produk sim card karena konsumsi indonesia mencapai 450 juta chip per tahun. "Potensi sim card tentu besar, tetapi saat ini kami hanya bisa memproduksi 60 juta chip untuk tahap awal," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper