Bisnis.com, JAKARTA -- Sebagian rumah di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang terlihat sedang direnovasi. Rumah-rumah yang tadinya terbuat dari bilik bambu berubah menjadi rumah yang tersusun dari bata dan semen. Dinding-dinding rumah itu belum dicat, namun telah mencapai bentuk yang sempurna.
Rumah keluarga Jahani adalah salah satunya. Rumah petani itu mendapatkan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebesar Rp15 juta dari Kementerian PUPR untuk membuat rumahnya lebih layak huni.
Dari bantuan modal tersebut, dia pun menabung bahan material dan membangun rumahnya secara swadaya bersama para tetangga dengan nilai kurang lebih Rp30 juta untuk mempercantik rumahnya.
Tak hanya Juhani, bantuan serupa juga diterima oleh pemilik hunian kurang layak di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya Caskini (52), warga Desa Cibingbin Kabupaten Kuningan yang tinggal sebatang kara di rumahnya yang berukuran 8 x 6 meter. Petani penggarap dengan penghasilan tak menentu ini juga merupakan penerima BSPS senilai Rp10 juta yang diberikan pada 2015.
“Memperbaiki rumah ini juga dibantu tetangga, perbaikannya setengah bulan. Plafon belum selesai. MCK jauh di belakang rumah,” ujarnya.
Baca Juga
Tangerang
Direktur Rumah Swadaya Kementerian PUPR Johny Fajar Sofyan Subrata mengatakan, pada tahun ini pihaknya memberikan BSPS untuk 119 unit rumah di Desa Kohod Tangerang. Adanya bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kegotongroyongan warga untuk meningkatkan kualitas huniannya
Penerima bantuan perumahan dari Kementerian PUPR tersebut tersebar di empat kampung yakni Kampung Pintu Air, Kampung Kohod, kampung Alar dan Kampung Tanjung Burung .
Dari beberapa unit rumah yang mendapat bantuan ada beberapa unit rumah yang memasuki tahap penyelesaian akhir dan juga dalam tahap progres pelaksanaan pembangunan fisik.
“Ada 19 unit rumah di Kampung Pintu Air yang menerima bantuan ini. Kami ingin melalui program BSPS ini rumah warga yang tidak layak huni bisa menjadi lebih layak huni,” ujarnya.
Menurut Johny, pada tahun 2017 ini jumlah target program BSPS secara nasional mencapai sekitar 110.000 unit rumah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Adapun alokasi anggaran BSPS untuk tahun ini mencapai Rp1,9 triliun.
Bantuan Pemerintah
Program BSPS pada dasarnya merupakan bantuan pemerintah berupa stimulan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk meningkatkan keswadayaan dalam pembangunan/peningkatan kualitas rumah beserta prasarana, sarana dan utilitasnya (PSU). Jumlah bantuan yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp 15 juta hingga Rp 30 juta tergantung kondisi rumah warga yang mendapatkan bantuan.
“Untuk bantuan BSPS ini kami tidak menyalurkannya dalam bentuk uang tunai. Tapi diberikan dalam bentuk bantuan bahan bangunan. Jadi warga yang kira-kira sudah memiliki tabungan sendiri ataupun menyimpan bahan material bangunan bisa segera membangun rumahnya. Tentunya dengan sistem gotong royong antar warga juga,” terangnya.
Johny mengatakan, dalam RPJMN 2015-2019 Kementerian PUPR bertugas menurunkan 2,51 juta unit Rumah Tak Layak Huni (RTLH) menjadi hanya 1,9 juta unit. Artinya, pemerintah harus mengurangi RTLH sebanyak 610.000 unit hingga 2019.
Dia memaparkan, pada tahun 2015, Direktorat Rumah Swadaya Kementerian PUPR telah meningkatkan kualitas 82.245 unit rumah di seluruh Indonesia. Sementara itu, target hunian yang ditingkatkan kualitasnya pada 2016 adalah 94.210 unit, dengan alokasi dana mencapai Rp1,53 triliun, yang terdiri dari Rp1,5 triliun untuk rehabilitasi 93.210unit dan Rp30 miliar untuk pembangunan baru sebanyak 1.000 unit.
Johny berharap program BSPS ini dapat diduplikasi dan didukung pelaksanaannya oleh pemerintah daerah setempat. Sebab, kegiatan pembangunan rumah sangat berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan ekonomi warga.