Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thomas Lembong: BKPM Pertimbangkan Revisi Daftar Negatif Investasi

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mempertimbangkan kemungkinan untuk merevisi daftar negatif investasi (DNI) sebelum akhir tahun 2017.
Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong (kiri), dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat Rapat Koordinasi (Rakor) Nasional BKPM dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Tahun 2017 di Nusa Dua, Bali, Jumat (24/2)./Antara-Wira Suryantala
Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong (kiri), dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat Rapat Koordinasi (Rakor) Nasional BKPM dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Tahun 2017 di Nusa Dua, Bali, Jumat (24/2)./Antara-Wira Suryantala

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mempertimbangkan kemungkinan untuk merevisi daftar negatif investasi (DNI) sebelum akhir tahun 2017.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Kepala BKPM, Thomas Lembong. “Badan Koordinasi Penanaman Modal akan mempertimbangkan kemungkinan merevisi daftar negatif investasi untuk membuka lebih banyak sektor bagi investasi asing sebelum akhir tahun ini,” kata Lembong di Jakarta, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (26/7/2017).

Lembaga yang berfungsi sebagai penghubung utama antara dunia usaha dan pemerintah tersebut melihat risiko yang berdampak pada harga-harga komoditas akan membebani pertumbuhan dan investasi pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini.

Struktur investasi merupakan hal yang penting dan dapat bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari akibat pengurangan jumlah tenaga kerja.

Penjualan ritel pun dinilai sangat lemah pada kuartal kedua, yang dapat menunjukkan sikap hati-hati pada belanja konsumen akibat isu tenaga kerja.      

Penjualan ritel hanya tumbuh 6,7% pada kuartal kedua tahun ini. Adapun penjualan ritel pada kuartal II/2016 tumbuh 7%-8%.

Di sisi lain, investasi langsung luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) Indonesia naik 10,6% (y-o-y) dalam nilai rupiah pada kuartal II/2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper