Bisnis.com, JAKARTA -- Japan International Cooporation Agency akan mempertimbangkan tawaran Presiden Joko Widodo untuk terlibat dalam proyek jalan tol Trans Sumatra.
Presiden Jokowi menerima kunjungan Presiden Japan International Cooporation Agency (JICA) Shinichi Kitaoka di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Menteri Keuangan Sri Mulyani turut mendampingi Presiden Jokowi.
Salah satu bahasan yang mengemuka dalam pembicaraan itu yakni tawaran bagi JICA untuk masuk dalam proyek jalan tol Trans Sumatra.
Sri Mulyani mengatakan JICA akan mempelajari tawaran tersebut.
"Dalam kebijakan JICA mereka butuh penjaminan. Saya pun bilang dengan tim ada requirement dan ada policy yang baik sehingga sumber pendanaan baik. Namun, tetap hati-hati," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (26/7/2017).
Baca Juga
JICA memiliki kebijakan dua pinjaman. Pada pinjaman ketat, bunga yang dibebankan sekitar 0,1% hingga 0,25% dengan tenor panjang.
"Jadi hampir kayak uang gratis. Artinya, mereka harus pakai supplier mereka," ucap Menkeu.
Pada pinjaman longgar, bunga relatif lebih tinggi daripada pinjaman ketat, sekitar 0,6% sampai 1,2% dengan kontraktor siapa pun.
"Setiap proyek yang penting punya pengembalian dan tingkat ekonomi, mencampurkan pendanaan, dari APBN dan BUMN, bilateral dan privat," tutur Sri Mulyani.
Karena jalan tol Trans Sumatra panjang, Presiden Jokowi menilai sumber dana pembangunan proyek ini tidak bisa dari satu pihak.
Alokasi dana proyek sudah bersumber dari APBN, sedangkan skema pendanaan pengadaan tanah lewat Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
"APBN sudah, penyediaan tanah menggunakan LMAN kita sudah, BUMN dan privat. Kalau dia berniat menbiayai tol Sumatra itu akan mempercepat pelaksanaannya," kata Menkeu.
Selain itu, Presiden Jokowi dengan Presiden JICA membahas soal proyek pembangunan moda transportasi berbasis rel Mass Rapid Transit (MRT) East–West.
Sri Mulyani mengatakan Preaiden Jokowi tidak membahas anggaran secara spesifik.
Secara keseluruhan, Presiden Jokowi dan Presiden JICA sepakat bahwa JICA akan membiayai beberapa proyek prioritas.
Proyek prioritas yang dimaksud yakni proyek-proyek yang dianggap penting dalam mengurangi kesenjangan.
"Presiden minta tidak hanya fokus di Jawa, Jakarta, tapi pulau lain, terutama di timur Indonesia," kata Menkeu.
JICA diminta untuk memecahkan masalah kesenjangan, seperti air bersih dan irigasi.
Jepang memiliki keahlian di bidang teknologi dan pengolahan air.
Sri Mulyani mengatakan, Presiden JICA Kitaoka telah mengunjungi proyek Patimban dan MRT.
Dari kunjungannya, dia menilai kemajuan dua proyek itu cukup baik, bahkan cukup cepat.
"Presiden JICA mengatakan transportasi Jakarta sudah sangat macet dan juga percepatan pelaksanaan proyek menjadi sangat penting. Presiden [Jokowi] tidak bahas khusus, ini harus dilakukan secara baik dan cepat sehingga bermanfaat," ujar Sri Mulyani.