Bisnis.com.JAKARTA — Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengungkapkan saat ini masih terjadi kelangkaan garam konsumsi di pasar tradisional. Akibatnya, kenaikan harga bisa menembus 200%.
Abdullah menjelaskan harga garam kemasan 200 gram bisa menembus Rp4.500. Di Jakarta, sambungnya, harga berada di kisaran Rp2.600—Rp3.000 per 200 gram. Sementara itu, harga di berbagai daerah bervariasi dengan kisaran Rp3.500—Rp5.000 per 200 gram.
“Hampir di seluruh pasar di Indonesia. Kenaikannya variatif ada yang 50% hingga 200%,” ujarnya melalui pesan singkat kepada bisnis.com, Selasa (25/7/17)
Dia menjelaskan pada kondisi normal biasanya harga berada pada kisaran Rp1.500—Rp2.000 per 200 gram. Kendati demikian, dia menyarankan agar pemerintah tidak melakukan opsi impor garam konsumsi. Menurutnya, justru harus dilakukan optimalisasi terhadap hasil produksi petani lokal.
Abdullah meminta agar pemerintah memantau proses produksi garam konsumsi. Menurutnya, impor merupakan jalan terakhir yang dapat ditempuh saat terjadi kelangkaan garam di dalam negeri.
“Harusnya bulan ini dan bulan depan panen raya jadi harus dipastikan distribusi tidak tersumbat,” paparnya.
Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (Aipgi) mencatat kebutuhan garam nasional mencapai 3,7 juta ton per tahun dengan pembagian 450.000 ton untuk industri aneka pangan, 1,7 juta ton untuk industri kimia, serta 200.000 ton untuk pengeboran minyak.
Kemudian 470.000 ton untuk pakan ternak dan pengasinan ikan, 230.000 ton untuk industri lain dan konsumsi rumah tangga sebanyak 650.000 ton. Nilai tambah dari impor garam industri yang hanya US$100 juta per tahun mencapai US$28,2 miliar.