Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (17/7), akan mengumumkan perkembangan ekspor dan impor Indonesia Juni 2017 pada pukul 11.00 WIB di kantor pusat, Jakarta.
Selain itu, BPS akan menginformasikan perkembangan upah pekerja/buruh Juni 2017, perkembangan nilai tukar eceran rupiah Juni 2017, profil kemiskinan di Indonesia Maret 2017, dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia Maret 2017.
Data ekonomi tersebut akan dirilis langsung oleh Kepala BPS Suhariyanto. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) meramalkan neraca perdagangan Indonesia pada Juni akan mencapai surplus hingg US$1,4 miliar, ditopang oleh perdagangan nonmigas.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan peningkatan surplus neraca perdagangan pada Juni cukup tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar US$470 juta.
"Capai US$1,4 miliar karena surplus neraca perdagangan nonmigas itu US$1,9 miliar, karena defisit [neraca perdagangan] US$500 - US$600 juta di migas," kata Perry, Jumat (14/07).
Menurut Perry, daya dorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2017 masih disumbang dari komoditas sumber daya andalan Indonesia seperti batu bara, kelapa sawit, nikel, kopi, dan karet.
"Tetapi kami lihatproduk kimia, alas kaki, kertas, mesin, dan alat elektronik juga alami, ini juga daya dukung ekonomi kita dari sektor eksternal," tambah Perry.
Pada Mei lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$470 juta year on year (yoy) atau naik 24,08%
dibanding US$360 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Jika data Mei dibandingkan dengan April 2017, surplus neraca perdagangan tercatat naik 7,62%. Adapun, ekspor Mei mencapai US$ 14,29 miliar dan impor sebesar US$ 13,82 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Januari - Mei 2017 mengalami surplus US$5,9 miliar.