Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Bosowa Semen sepanjang semester I/2017 disebutkan menurun dibandingkan tahun lalu.
Rachmat Kaimuddin, Deputy CEO Bosowa Semen, menuturkan kinerja perseroan berada di bawah rerata nasional. Menurutnya, hal ini disebabkan dua hal.
"Pertama karena rendahnya permintaan di kawasan Indonesia Timur yang menjadi pasar utama Bosowa Semen dan yang kedua karena adanya maintenance pabrik," ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (16/7/2017).
Terkait proyeksi akhir tahun, Rachmat mengatakan pihaknya berharap akan tetap tumbuh di atas tahun lalu, kendati kemungkinan tidak seperti proyeksi awal.
"Kami akan menyesuaikan proyeksi target 2017 sesuai dengan perkembangan pasar," katanya.
Secara industri, konsumsi semen nasional sepanjang paruh pertama tahun ini turun sebesar 1,3% secara tahunan (year on year). Penjualan semen secara nasional sepanjang semester I tahun lalu sebesar 29,4 juta ton. Sedangkan penjualan selama enam bulan pertama 2017 sebesar 28,99 juta ton.
Rachmat menuturkan saat ini pihaknya tengah menjajaki pasar ekspor untuk mengurangi kelebihan pasokan semen di tengah melemahnya konsumsi dalam negeri. Selain itu, perseroan juga melakukan capacity management.
"Pasar yang kami jajaki untuk ekspor antara lain daerah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia," ujarnya.
Bosowa Semen memiliki kapasitas produksi sebesar 7,8 juta ton per tahun, yang terdiri dari pabrik Maros dengan kapasitas produksi semen 4,2 juta ton per tahun, pabrik Batam dan pabrik Banyuwangi dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 1,8 juta ton per tahun.