Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Hubungan Ekonomi, Pendidikan, dan Litbang Swiss Johann N. Scheneider-Ammann beserta delegasi mengunjungi Kementerian Perindustrian pada Jumat (14/7) siang.
Hadir pada pertemuan tersebut Duta Besar Swiss untuk Indonesia Yvonne Bauman. Menteri Schneider juga mengajak pejabat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Swiss, dan sejumlah petinggi perusahaan asal Swiss yang beroperasi di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Schneider menyampaikan sejumlah apresiasi dan keluh kesah dari para pelaku industri Swiss di Indonesia. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kerjasama pendidikan vokasional yang sudah lama dijalin Indonesia-Swiss.
“Saya mengapresiasi nilai perdagangan antara Swiss dan Indonesia, dan upaya kita untuk mempercepat pembahasan CEPA [Comprehensive Economic Partnership Agreement],” jelas Schneider di Kementerian Perindustrian, Jumat (14/7).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah Indonesia telah menempuh sejumlah perbaikan dari sisi kebijakan, untuk membuat investor PMA (Penanaman Modal Asing) nyaman berbisnis di Indonesia.
“Terkait soal proteksi investasi, pemerintah Indonesia yaitu Kemenperin dan Kementerian Luar Negeri memiliki kebijakan Bilateral Investment Treaty yang dapat diperpanjang hingga 20 tahun,” terang Airlangga, merespons kekhawatiran pelaku usaha Swiss terhadap ketidakpastian investasi di Indonesia.
Baca Juga
Dalam empat tahun terakhir, investasi Swiss di Indonesia mencapai US$4,5 miliar dan neraca perdagangan Indonesia dan Swiss terus mengalami surplus. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan pada 2015, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$1,7 miliar.
Beberapa perusahaan asal Swiss yang sudah cukup lama berada di Indonesia yaitu PT Nestle Indonesia, PT SGS Indonesia, PT Endress+Hauser Indonesia, PT Givaudan, PT Sandmaster Asia Indonesia, PT Roche Indonesia, PT Novartis Indonesia, dan PT Syngenta Indonesia.