Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR 10 JULI: Emiten Baru Unjuk Gigi Hingga Waspadai Pelebaran Defisit RAPBNP 2017

Sejumlah berita layak menjadi perhatian pasar di antaranya mengenai kinerja positif emiten baru di bursa serta potensi pelebaran defisit anggaran.
Karyawan beraktivitas di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG), di Jakarta, Rabu (7/6)./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan beraktivitas di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG), di Jakarta, Rabu (7/6)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah berita layak menjadi perhatian pasar dari publikasi beberapa media massa hari ini, Senin (10/7/2017), di antaranya mengenai kinerja positif emiten baru di bursa serta potensi pelebaran defisit anggaran.

Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional hari ini:

Emiten Baru Unjuk Gigi. Mayoritas perusahaan yang melantai di bursa pada 2017 berhasil mencatat peningkatan harga saham di atas 100% sepanjang tahun berjalan ini. (Bisnis Indonesia)

Waspadai Pelebaran Defisit RAPBNP 2017. Keuangan negara terancam tak sehat lagi. Lihat saja, pemerintah berencana memperlebar defisit anggaran tahun ini sebagai buntut dari beban subsidi energi yang kembali meningkat. Jika ini berlanjut, kas negara akan kembali tergerogoti dana subsidi seperti tahun-tahun lalu saat masih ada subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Alokasi Anggaran Infrastruktur Menipis. Alokasi anggaran proyek infrastruktur dari negara kian terbatas. Mau tak mau, pelaksana proyek infrastruktur, terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN), makin agresif memburu dana di pasar modal, agar proyek infrastruktur tetap berjalan. (Kontan)

Perbaiki Daya Beli. Sejumlah pelaku usaha meyakini prospek perekonomian nasional pada paruh kedua tahun ini bakal lebih baik, kendati dibayangi oleh tantangan yang lebih berat, terutama penurunan daya beli masyarakat. (Bisnis Indonesia)

Perebutan Dana Kian Sengit. Besarnya suplai emisi surat utang korporasi pada tahun ini yang diproyeksikan mencapai Rp130 triliun-Rp140 triliun atau melampaui capaian sepanjang 2016, berpotensi membuat sejumlah emisi tak terserap maksimal. (Bisnis Indonesia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper