Bisnis.com, TOKYO—Pemerintah Jepang menaikkan padangan ekonomi domestiknya untuk pertama kalinya dana enam bulan terakhir.
Pemerintah Jepang meningkatkan optimismenya terhadap kenaikan bertahap pada konsumsi swasta. Diharapkan kenaikan tersebut akan menjadi salah satu motor untuk memicu pertumbuhan inflasi, di mana selama ini tingkat inflasi yang rendah telah menjadi persoalan utama Jepang.
Kenaikan konsumsi pribadi akan didukung oleh makin kuatnya pasar tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga yang membaik. Kebijakan Tokyo ini menyusul revisi pandangan yang juga dilakukan oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) terhadap konsumsi pribadi pada Jumat 16/6/2017 lalu.
"Perekonomian mengalami pemulihan moderat," tulis Kantor Kabinet dalam laporan ekonomi bulanannya pada periode Juni, seperti dikutip dari Reuters (22/6/2017).
Namun, pandangan Pemerintah Jepang ini sedikit lebih pesimis dari yang dirilis oleh BOJ. Otoritas Moneter Jepang tersebut mengatakan bahwa perekonomian Negeri Sakura telah menuju arah yang lebih ekspansif.
Menanggapi perbedaan pandangan antara BOJ dan Pemerintah Jepang tersebut, salah satu peejabat Kantor Kabinet Jepang mengatakan bahwa sejumlah data ekonomi nasional masih belum terlalu kuat untuk menjadi bekal pertmbuhan ekonomi yang ekspansif.
Selain konsumsi swasta, Kantor Kabinet Jepang juga menaikkan pandangannya pada aktivtas ekspor nasional. Pemerintah melihat, aktivitas perdagangan global saat ini akan membantu eskpor nasional terus tumbuh dan menjadi salah satu tulang punggung kenaikan pertumbuhan ekonomi.
Belanja modal juga diperkirakan akan terus tumbuh positif. Aktivitas produksi mobl dan perangkat teknologi seperti ponsel pintar, menjadi salah satu pendorong utama kenaikan belanja modal Jepang.
"Investasi bisnis mulai membaik," lanjut Kantor Kabinet.
Seperti diketahui, produk domestik bruto (PDB) Negeri Sakura berhasil tumbuh 2,2% pada kuartal I/2017. Capaian tersebut berada di atas perkiraan pasarm di mana ekspor menjadi penopang utamanya, meskipun pertumbuhan upah dan pengeluaran rumah tangga tetap lemah meski pasar kerja semakin ketat.
Terpisah, Deputi Gubernur BOJ Kikuo Iwata mengaku otoritasnya menolak desakan untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Dia menekankan bahwa ekonomi nasional masih memerlukan dukungan dari pelonggaran moneter yang kuat, terutama setelah inflasi masih jauh dari target 2% yang ditentukan bank sentral.
Seperti diketahui, laju inflasi Jepang pada April hanya tumbuh 0,3% dan diperkirakan hanya akan tumbuh 0,4% pada Mei. Di sisi lain BOJ juga memangkas perkiraannya pada inflasi inti nasional untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2018 menjadi 1,4% dari prediksi awal sebesar 1,5%. Adapun untuk tahun fiskal berikutnya komponen tersebut diperkirakan akan naik menjadi 1,7% dan 1,9% untuk tahun fiskal 2019.
"Menarik stimulus dalam waktu dekat justru bisa menyebabkan gejolak pasar yang tidak perlu," kata Iwata.