Setiap mudik Lebaran, jalur pantai utara atau pantura Jawa selalu menjadi jalur tersibuk yang dilalui oleh pemudik asal Jabodetabek menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Memang, jalur pantura merupakan opsi terbaik yang dimiliki pemudik saat ini karena rute tersebut merupakan rute tercepat untuk menuju kedua provinsi tersebut.
Akan tetapi, fenomena Brebes Exit (Brexit) tahun lalu tentu menjadi pelajaran tersendiri. Antusiasme masyarakat untuk menikmati jalan tol baru Pejagan—Pemalang yang saat itu tersambung ke jalan pantura membuat volume kendaraan membeludak di gerbang ke luar tol Brebes Timur yang berbatasan dengan jalan nasional.
Antrean kendaraan berpuluh-puluh kilometer tanpa akses darurat untuk pengalihan arus, hingga menelan korban jiwa. Tentu kita tak ingin kejadian serupa kembali terjadi tahun ini.
Sebenarnya, masyarakat dapat memilih rute jalur lintas selatan Jawa yang tidak sepopuler Pantura untuk menghindari kemacetan parah. Memang, jalur ini agak memutar dengan kontur berkelok-kelok yang cukup menantang.
Akhir pekan lalu, saya bersama sejumlah awak media berkesempatan melakukan Susur Mudik Jalur Lintas Selatan Jawa bersama Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Setiadie Moerwanto.
Baca Juga
Perjalanan menuju jalur selatan melalui jalan tol Jakarta—Cikampek, menyambung dengan tol Purbaleunyi. Setelah itu, berlanjut ke jalan nasional melalui Cileunyi—Nagrek—Tasikmalaya—Ciamis—Batas Jawa Barat—Majenang—Wangon—Ajibarang—hingga Purwokerto.
Kami berhenti di sejumlah titik yang menjadi perhatian. Salah satunya ialah Jalan Raya Rancaekek Bandung yang menjadi langganan banjir setiap tahun.
Menurut Arie, pemerintah berencana mengalokasikan anggaran sekitar Rp20 miliar untuk perbaikan drainase Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung. Rencananya, perbaikan akan dimulai setelah Lebaran. Namun, untuk mengantisipasi datangnya banjir saat arus mudik tahun ini, pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi.
“Untuk Lebaran, kami akan turunkan pompa supaya ketika hujan besar turun tidak terjadi banji, karena memperbaikinya perlu waktu agak lama. Setelah Lebaran baru kami kerjakan semuanya," ujarnya.
Proyek ini nantinya juga akan terintegrasi dengan normalisasi Sungai Cikijing dan Cikande yang akan dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Keterpaduan kedua proyek ini diharapkan akan efektif menghentikan banjir di daerah Rancaekek.
//POSKO BINA MARGA//
Perjalanan pun dilanjutkan menuju Jalan Raya Gentong, Kabupaten Tasikmalaya. Pada musim mudik, daerah ini menjadi salah satu titik kemacetan.
Untuk itu, Arie mengatakan bahwa pihaknya mendirikan empat posko Bina Marga yang bernama Posko Sapta Taruna di jalur lintas selatan Jawa sejak Nagreg hingga Batas Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Posko tersebut juga akan menjadi area siaga alat berat dan mobil derek yang akan difungsikan sewaktu-waktu untuk membantu kendaraan yang mogok yang berpotensi memperparah kemacetan.
Selain itu, posko juga bertujuan sebagai upaya antisipasi longsor mengingat ada sejumlah titik rawan longsor di Jawa Barat.
"Kami akan menggabungkan tim kesehatan dan menyiagakan alat berat di posko tersebut dan material penambal jalan. Dengan sistem yang terintegrasi, bila ada material di satu posko habis, akan dioper ke posko lainnya," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Bisnis, kualitas jalur lintas selatan Jawa yang berada di Provinsi Jawa Barat yang membentang sejak Cileunyi—Nagreg—Tasikmalaya—Ciamis hingga Batas Jawa Barat berada dalam kualitas mantap dengan kondisi jalan yang mulus dan rata.
Ketika memasuki Jawa Tengah, kondisi jalan mulai bergelombang. Aktivitas perbaikan yang menutup sebagian badan jalan masih terlihat di sejumlah titik di sepanjang jalan sejak batas Jabar hingga Karangpucung Purwokerto sehingga menyebabkan antrean kendaraan.
Arie pun menargetkan perbaikan ruas jalan nasional rute Batas Jabar—Karangpucung yang berada di jalur lintas selatan Jawa selesai paling lambat pada H-5 Lebaran.
Menurutnya, sebetulnya pemerintah menargetkan seluruh pekerjaan perbaikan jalan selesai H-10 Lebaran. Namun, khusus ruas ini pihaknya memberi kelonggaran hingga H-5.
"Tadi jalan sampai Banyumas masih ada jalan yang kurang bagus 5 kilometer akan segera kami perbaiki. PPK [Pejabat pembuat komitmen] yakin H-5 sudah enggak ada lubang. Campuran aspalnya di dekat sini. Jadi, saya yakin bisa diselesaikan" ujarnya.
Perjalanan Susur Mudik Jalur Lintas Selatan Jawa berhenti di Purwokerto karena selanjutnya penelusuran dilanjutkan ke lokasi pembangunan tiga jalan laying atau fly over di Jawa Tengah, yaitu Kretek, Klonengan, dan Kesambi.
Pada akhir pertemuan, Arie mengimbau agar masyarakat untuk tak terfokus dengan pantura dan jalan tol Trans-Jawa.
Menurutnya, jalur lintas selatan cukup memadai untuk menampung volume kendaraan menuju Jawa Tengah. Selain itu, pemandangan permai dan udara sejuk Jawa Barat di sepanjang jalan juga menjadi daya tarik tersendiri.
Dia pun berharap agar seluruh persiapan yang dilakukan oleh pemerintah, Korlantas Polri, kontraktor, dan badan usaha dapat mencapai target yang dicanangkan sehingga pengalaman mudik masyarakat tahun ini akan lebih baik ketimbang tahun sebelumnya.
Apakah hal itu akan tercapai? Kita lihat saja!