Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsidi LPG Kian Bengkak

Subsidi liquefied petroleum gas kian membengkak dengan naiknya harga acuan CP Aramco yang melampaui asumsi di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017 yakni dari US$300 per ton menjadi US$400 per ton.
Petugas memeriksa dispenser gas/JIBI-Nurul Hidayat
Petugas memeriksa dispenser gas/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Subsidi liquefied petroleum gas kian membengkak dengan naiknya harga acuan CP Aramco yang melampaui asumsi di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017 yakni dari US$300 per ton menjadi US$400 per ton.

Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengatakan, harga keekonomian LPG saat ini menyentuh mencapai Rp10.500 per kilogram atau Rp31.500 untuk setiap tabung 3 kg. Kendati demikian, konsumen hanya membayar Rp4.750 per kg atau Rp14.250 per tabung. Dengan naiknya harga keekonomian LPG, subsidi per tabung sebesar Rp17.250.

Sementara itu, dalam APBN 2017, volume penyaluran subsidi LPG 7,096 juta ton setahun dengan asumsi CP Aramco sebesar US$300 per ton.

‎"Kemarin kan asumsinya CP Aramco US$300-an ini kan mendekati US$400," ujarnya sebelum menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/6/2017).

Menurut Iskandar, kondisi tersebut bisa membuat subsidi membengkak. Ditambah, konsumsi LPG subsidi saat ini bertambah dari program konversi minyak tanah ke LPG dan belum dilakukannya subsidi tepat sasaran LPG.

Target konsumsi LPG tahun ini sebesar 7,28 juta ton dengan 7,096 juta ton LPG subsidi. Subsidi liquefied petroleum gas (LPG) di tahun 2017 diperkirakan melebar sekitar Rp20 triliun dengan melihat harga acuan minyak mentah Saudi Aramco tak berubah sepanjang tahun dan distribusi tertutup belum bisa berjalan.

"Yang mengkhawatirkan itu ya beban subsidinya meningkat, karena harga naik dan volume naik," tuturnya.

Dalam paparannya, Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik memperkirakan subsidi membengkak dari pagu yang ditetapkan pemerintah. Sebagai gambaran, di 2016, subsidi LPG menyentuh Rp38 triliun realisasinya. Pada 2017, dia memperkirakan realisasi subsidi naik menjadi Rp40 triliun.

"Subsidi itu telah ditetapkan Rp20 triliun tapi di tahun lalu realisasinya Rp38 triliun. Tahun ini diperkirakan jadi Rp40 triliun.

‎Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengakui harga LPG belum mengalami penyesuaian sejak program konversi dilakukan di 2007. Menurut Jonan, dalam Undang-Undang APBN 2017 mengamanatkan, harga LPG bersubsidi bisa dinaikkan Rp1.000 tiap kg. Pihaknya pun akan mengusulkan penyesuaian harga pada APBN Perubahan 2017.

‎"Karena kalau dalam UU APBN 2017, UU memandatkan bisa naik Rp 1.000 per kg. Iya [diusulkan perubahan harga]," ujar Jonan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper