Bisnis.com, JAKARTA – Meski di bawah perkiraan, tingkat ekspor Jepang meningkat untuk bulan kelima berturut-turut pada April di tengah menguatnya permintaan global.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang, ekspor naik 7,5% pada April dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Angka ini lebih rendah dari median perkiraan dalam survei Bloomberg yang mencapai 8,0%
Sementara itu, impor melonjak 15,1%, lebih tinggi dari estimasi dalam survei Bloomberg sebesar 14,8%. Dengan angka tersebut, Jepang mencatat surplus perdagangan sebesar 481,7 miliar yen (US$4,3 miliar) (perkiraan 520,7 miliar yen).
Seperti dikutip Bloomberg, ekspor menjadi pendorong pemulihan ekonomi Jepang, dan telah membukukan kenaikan selama lima kuartal berturut-turut untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir.
Bulan sebelumnya, impor Jepang juga mencatat kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Lonjakan ini mengindikasikan ekonomi global yang semakin sehat.
Namun, outlook perdagangan global masih belum jelas setelah menteri keuangan negara-negara G7 hanya sedikit membahas efek proteksionisme AS dalam pertemuan mereka di Italia bulan ini.
"Asia adalah penggerak terkuat untuk ekspor Jepang," kata Yuki Masujima, ekonom Bloomberg Intelligence, sebelum data ekspor dirilis.