Legislatif Apresiasi Cawan, Website UKM dan Perempuan

Bisnis.com, JAKARTA - Keberadaan website peduli usaha kecil dan menengah (UKM) dan perempuan yang beralamat di www.cawan.co.id dinilai sebagai wujud elemen masyarakat berani mengambil peran yang harusnya dimainkan pemerintah.

"Saya memberi apresiasi kepada Cawan atas inisiatifnya. Saya harapkan, fasilitas online atau dalam jaringan (daring) seperti ini semakin meningkatkan penjualan UKM, tidak hanya kepada pembeli domestik tetapi juga dari luar negeri,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir.

Website tersebut telah diluncurkan di Jakarta Convention Center (JCC) pekan lalu.

Inas menyampaikan penghargaan, karena Cawan tidak hanya memfasilitasi penjualan produk yang dihasilkan, namun juga melakukan pendampingan terhadap UKM bersangkutan. Pendampingan tersebut, menurut Inas, bisa menjamin kualitas produk yang akan dipasarkan.

Inas berharap, Cawan bisa meningkatkan kapasitas, termasuk melalui kerja sama dengan pemerintah. “Kalau kawan-kawan di Cawan ingin bertemu saya di DPR untuk menyampaikan aspirasi, saya siap. Kalau perlu, saya akan fasilitasi untuk bertemu dengan kementerian terkait,” jelas Inas.

Website yang digagas Cawan Prima Geray itu peduli terhadap UKM, terutama yang melibatkan perempuan dalam proses produksi. Melalui website tersebut, UKM bisa langsung memasarkan produknya yang sehat, bersih, dan ramah lingkungan kepada pembeli. Melalui fasilitasi semacam itu, rantai distribusi diperpendek, sehingga tidak hanya menguntungkan UKM tetapi juga pembeli.

Pada tahap awal, produk yang difasilitasi adalah makanan khas Indonesia, seperti rendang, kopi luwak, dendeng, abon kremes, virgin coconut oil (VCO), dan sebagainya. Namun ke depan, juga akan merambah pada produk kerajinan dan pariwisata.

Hermarita Yanti, salah satu pelaku usaha kecil dari Candung, Kabupaten Agam Sumatra Barat, mengatakan peran besar Cawan dalam memberdayakan perempuan. Setelah bergabung dengan Cawan, lanjut dia, penjualan gula semut produksi mereka, melonjak tajam. Jika sebelumnya hanya berkisar pada angka 10 kilogram per bulan, sekarang meningkat lima kali lipat.