Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah perlu memastikan jumlah cadangan batu bara dengan kualitas kokas (coking coal) di Papua sebelum bisa menarik investor untuk melakukan pengembangan tambang di sana.
Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan belum diketahui secara pasti potensi coking coal di Papua. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia dan India, yang bekerja sama dalam eksplorasi coking coal di Papua, harus melakukan eksplorasi secara detail lebih dulu.
"Tentu aspek ketersediaan infrastruktur juga jadi pertimbangan, termasuk faktor geografis, apalagi untuk market ke India," katanya di Jakarta pada Senin (15/5/2017).
Adapun Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko mengatakan eksplorasi tersebut akan dilakukan di area-area yang selama ini terindikasi memiliki sumber daya batu bara, namun belum dikembangkan. Artinya, area-area tersebut saat ini masih belum dioperasikan oleh perusahaan.
"Fokusnya untuk yang wilayah baru di Papua. Jadi nanti dieksplorasi sampai tahap bisa operasi produksi," ujarnya.
Peluang kerja sama tersebut akan dilakukan dengan Central Mine Planning & Design Institute (CMPDI) dan Central Institute of Mining and Fuel Research (CIMFR).
Hasil tersebut diperoleh setelah Kementerian ESDM mengirimkan tim ke India untuk menindaklanjuti rencana kerja sama yang telah dinyatakan sebelumnya.