JAKARTA— PT Sucofindo (Persero) berencana menambah dua titik layanan di Ambon dan Jayapura pada tahun ini.
Penambahan itu akan menambah jumlah titik layanan yang saat ini mencapai 38 titik, 28 cabang, dan 46 layanan. Kedua wilayah itu dinilai cukup prospektif karena memiliki potensi aktivitas ekspor dan impor di sektor agrikultur.
“Ini masih usulan sehingga kami harus mengkaji lebih lanjut dari sisi keekonomiannya. Cabang Sucofindo sudah menyebar ke seluruh Indonesia, tetapi kami masih berupaya menjangkau beberapa titik yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” kata kata Mochammad Heru Riza Chakim, Direktur Komersial I Sucofindo, di Jakarta.
Rencana ini juga diklaim bakal berkontribusi terhadap target pertumbuhan pendapatan mencapai 38% menjadi Rp2,5 triliun pada tahun ini.
Pada tahun lalu, pendapatan Sucofindo Rp1,8 triliun. Kenaikan kinerja tersebut bakal ditopang oleh portofolio bisnis yang sudah ada dan perlahan mulai bergerak ke bisnis dengan prospek pendapatan jangka panjang.
"Harapannya semua kinerja portofolio bisa tergenjot pada tahun ini. Strateginya adalah mencari peluang kerja sama dengan nilai signifikan dan jangka panjang sehingga mampu memberikan pendapatan berulang bagi Sucofindo," tekannya.
Menurutnya, prospek pertumbuhan bisnis Sucofindo cukup tinggi jika dibandingkan beberapa tahun belakangan. Penguasaan pasar Sucofindo sebelumnya sempat tergerus oleh dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi dan masuknya perusahaan-perusahaan asing yang membuat persaingan semakin ketat.
Selama ini, Sucofindo memiliki lima jenis layanan yakni inspeksi dan audit, pengujian dan analisa, layanan sertifikasi, layanan pelatihan, dan layanan konsultasi.
Dari kelima pelayanan tersebut, dia mengaku portofolio layanan terbesar masih dipegang oleh inspeksi dan audit sebanyak 60%-70%, sedangkan porsi kedua terbesar adalah pengujian dan analisa.
Dalam jangka menengah Sucofindo bertekad menguasai 25%—26% dari pasar jasa inspeksi, pengujian, dan sertifikasi pada 2019. Strategi perusahaan mencapai target tersebut adalah melalui pembenahan sumber daya manusia, pembaruan teknologi, dan agresif mencari pasar baru.