Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag: RI Dukung Pasar Kredit Karbon dan Perdagangan Digital

Mendag Budi Santoso menilai pasar kredit karbon di Asia-Pasifik merupakan hal yang penting untuk mendukung menuju transisi energi bersih dan berkeadilan.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ketika ditemui di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (10/11/2024). - BISNIS/ Ni Luh Anggela.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ketika ditemui di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (10/11/2024). - BISNIS/ Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mendukung pertumbuhan pasar kredit karbon di Asia-Pasifik hingga perdagangan digital, termasuk memfasilitasi perdagangan dan pengembangan infrastruktur digital.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menilai pasar kredit karbon yang saling terhubung di kawasan Asia-Pasifik merupakan hal yang penting untuk mendukung menuju transisi energi bersih dan berkeadilan. Bukan hanya itu, Budi juga melihat pasar kredit karbon juga bermanfaat bagi Indonesia.

Menurut Budi, Indonesia berpotensi mengembangkan bursa perdagangan karbon dan kredit karbon yang saling terhubung di tingkat regional.

Merujuk pernyataan Special Envoy for Energy and the Environment untuk COP29, Budi menuturkan bahwa jumlah kredit karbon Indonesia mencapai 577 juta ton karbon.

“Oleh karena itu, perlu optimalisasi dan interoperabilitas bursa perdagangan karbon untuk mendatangkan manfaat besar bagi Indonesia,” kata Budi dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (17/11/2024).

Apalagi, Budi menjelaskan bahwa pemerintah telah meluncurkan bursa karbon pada 26 September 2023 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Ini menunjukkan bahwa Indonesia bergerak progresif memulai kebijakan pasar karbon dari dalam negeri,” terangnya.

Ke depan, kata dia, diharapkan dapat mendukung pasar kredit karbon yang terhubung dengan ekonomi-ekonomi APEC. Terlebih, Indonesia menargetkan pengurangan emisi sebesar 31,89% secara domestik dan 43,2% melalui kolaborasi internasional.

Budi menambahkan, salah satu bukti komitmen Indonesia dalam perdagangan karbon terefleksikan dalam kebijakan nasional Indonesia, yakni melalui pembentukan Badan Karbon Nasional guna meningkatkan partisipasi pada sektor publik dan swasta dalam penanggulangan dampak perubahan iklim.

Di sisi lain, Budi juga menyoroti perdagangan digital dengan menekankan pentingnya paperless trade. Menurutnya, hal itu penting dilakukan untu mengatasi kesenjangan digital masyarakat, pengembangan perdagangan secara elektronik, dan membangun ekosistem layanan keuangan digital.

“Perdagangan digital lintas batas merupakan keniscayaan dalam perdagangan internasional,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper