Bisnis.com, JAKARTA - Iran harus turut membangun kilang bila ingin lebih banyak lagi volume minyak mentah yang diolah di Indonesia.
Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Satya W Yudha mengatakan jenis minyak dari Iran biasanya tergolong jenis minyak heavy karena mengandung sulfur yang tinggi. Jenis minyak seperti itu, tutur Satya, membutuhkan spesifikasi khusus agar bisa mengolahnya.
Seperti diketahui, kendati jenis minyak mentah Iran yakni Iranian Light Crude (ILC) dengan Arabian Light Crude (ALC) dari Arab hampir sama, kandungan sulfur ILC lebih tinggi.
Berdasarkan hasil uji coba itu, hanya 10% minyak Iran yang dapat diolah di kilang minyak yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah tersebut.
Sementara itu, sekitar 90% minyak lainnya masih tetap harus dipasok dari ALC. Kapasitas pengolahan Kilang Cilacap saat ini sekitar 300.000 barel per hari (bph). Artinya, minyak asal Iran tersebut hanya bisa diolah sekitar 30.000 bph.
"Jenis minyak dari Iran biasanya tergolong minyak berat, sehingga perlu spesifikasi khusus untuk pengilangannya," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (8/5/2017).
Oleh karena itu, bila pun impor minyak mentah jenis Iranian Light Crude (ILC), Iran sebaiknya turut melakukan investasi di sektor pengolahan. Hal itu yang terjadi pada proyek kilang seperti di Kilang Cilacap yang mendapat pasokan minyak mentah dari Arab Saudi karena melibatkan Saudi Aramco atau di Kilang Tuban yang melibatkan Rosneft, perusahaan asal Rusia.
"Maka impor minyak mentah dari Iran sebaiknya diiringi investasi kilangnya yang sebelumnya pernah disampaikan oleh pihak Iran untuk investasi kilang di Indonesia," katanya.