Bisnis.com, JAKARTA — PT Jasa Marga Tbk. mengimbau agar pengguna jalan tol Jakarta—Cikampek menggunakan jalan alternatif untuk menghindari kemacetan yang timbul selama pembangunan tiga proyek infrastruktur yang berada di ruas jalan tol tersebut.
Ketiga proyek tersebut adalah kereta api ringan (light rail transit/LRT) Jabodetabek di sisi kiri jalan, proyek jalan tol Jakarta—Cikampek Layang di tengah jalan tol yang ada, dan kereta cepat Jakarta—Bandung di sisi kanan jalan. Gangguan lalu lintas akibat proyek ini diperkirakan terjadi setelah Lebaran pada tahun ini hingga proyek jalan tol Jakarta—Cikampek Layang beroperasi pada 2019.
Pimpinan Proyek PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Iwan Dewantoro menyatakan saat ini perbandingan kapasitas jalan dengan volume kendaraan atau V/C Ratio jalan tol Jakarta—Cikampek yang ada saat ini telah mencapai 1.3, melebihi rasio maksimal sebesar 0,75 dengan lalu lintas harian rata-rata mencapai 590.000 kendaraan setiap hari.
Oleh karena itu, Jasa Marga berinisiatif menambah kapasitas jalan dengan membangun proyek jalan tol Jakarta—Cikampek Layang.
Menurutnya, kontraktor yang terdiri dari KSO (kerja sama operasi) PT Waskita Karya Tbk. dan PT Ascet Indonusa Tbk. tengah mengerjakan pelebaran jalan tol Jakarta—Cikampek sebanyak dua lajur baik dari arah Jakarta maupun arah Bandung.
Adapun, proses konstruksi di tengah jalan tol rencananya dilakukan setelah Lebaran pada tahun ini.
“Kami sudah meng-hire konsultan manajemen konstruksi untuk sinkronisasi desain Japek [Jakarta—Cikampek] Elevated, LRT, kercep [Kereta Cepat] terutama di titik krusial seperti Simpang Susun Cikunir. Warga diimbau dapat menggunakan jalan alternatif seperti Kalimalang untuk menghindari kemacetan,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (4/5).
Jalan tol Jakarta—Cikampek Layang akan membentang sepanjang 36,80 kilometer sejak Cikunir hingga Karawang Barat. Kehadiran proyek prakarsa Jasa Marga ini diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas kendaraan di jalan tol Jakarta—Cikampek yang ada saat ini hingga 40% dan mengembalikan V/C Ratio menjadi 0,7 sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan.
Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Japek Deni Setiawan menyatakan, permasalahan lalu lintas yang ada di tol Jakarta—Cikampek exsisting saat ini sangat kompleks.
Selain volume kendaraan yang melebihi kapasitas jalan, gangguan lalu lintas juga muncul dari banyaknya kendaraan logistik bekecepatan rendah, dan adanya pembangunan proyek.
“Untuk mengatasinya kami melakukan rekayasa lalu lintas di simpang susun Cikunir dengan melakukan kanalisasi, yaitu mempersempit jalan dari arah Pondok Indah dan Cakung jadi satu lajur prioritas dari Cawang,” ujarnya.