Bisnis.com, JAKARTA – Terbatasnya pasokan lahan untuk pemukiman di Kota Depok mendorong kebutuhan hunian vertikal, agar tetap dapat memenuhi permintaan masyarakat.
Wijayanto, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Pemkot Depok, mengatakan Kota Depok membutuhkan hunian vertikal, karena lahan yang tersedia semakin terbatas. Apalagi, harga lahan di Depok saat ini semakin tinggi akibat meningkatnya permintaan.
“Depok semakin berpotensi untuk pembangunan rumah susun, karena berkembangnya infrastruktur transportasi publik dan rumah sakit kelas internasional yang beroperasi pada 2018—2019,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (26/4/2017).
Mujahid, Direktur Utama Orchid Realty, menyebut hunian vertikal menjadi solusi utama di kawasan bisnis Margonda, Depok. Pasalnya, harga lahan di kawasan tersebut mencapai Rp20 juta per m2.
Apartemen untuk mahasiswa dan keluarga menjadi yang paling banyak dipasarkan di Depok dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, permintaan apartemenn untuk mahasiswa terus meningkat karena banyaknya mahasiswa baru di Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma.
“Yang banyak diminati itu tipe studio dengan kisaran harga Rp300juta—Rp500 juta,” katanya.
Sementara itu, Herry Trisaputra Zuna, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), mengatakan aksesibilitas Depok akan semakin berkembang pada 2019. Hal itu didorong dengan beroperasinya tol Cijago seksi dua pada akhir 2017.
Nantinya, akses pintu tol akan berlokasi di Jalan Raya Bogor, Margonda, dan Cinere. Selain itu, pembangunan tol Depok—Antasari seksi I juga ditargetkan akan selesai pada akhir tahun ini.
“Saat ini penyelesaian konstruksinya sudah mencapai 49,5%, dengan pembebasan lahan sudah 97%,” ujarnya.