Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menggandeng empat perusahaan sektor listrik asal Amerika Serikat untuk meningkatkan efisiensi pembangkit dan eksisting dan transmisi.
Empat perusahaan asal Amerika Serikat tersebut antara lain Applied Materials Inc, Halliburton, Power Phase dan Infra Cerdas Indonesia. PLN dan perusahaan asal Negeri Paman Sam tersebut telah mendatangani nota kesepakatan disaksikan oleh Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence saat kunjungannya ke Jakarta.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengungkapkan, kerjasama tersebut untuk peningkatan kehandalan sistem kelistrikan yang akan meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, serta pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Seperti yang kita ketahui saat ini PLN tengah giat meningkatkan penggunaan EBT untuk mencapai target 23% di tahun 2025. Sejalan dengan itu, pengembangan smart grid akan dilaksanakan untuk meningkatkan penetrasi EBT pada sistem kelistrikan,” ujarnya, Jumat (21/4/2017).
Nicke mengatakan, dengan smart grid, pelanggan dapat mengelola konsumsi listriknya melalui gadget. PLN dapat melakukan preventive maintenance melalui control system yang terintegrasi untuk menurunkan tingkat gangguan layanan kepada pelanggan.
Adapun kerja tersebut untuk mengembangkan pembangkit listrik. Pertama, kerja sama PLN dan Applied Materials Inc bertujuan untuk menurunkan arus gangguan pada transmisi 500 KV di sistem Jawa-Bali. Kedua, kerja sama antara PLN dengan PT Halliburton Logging service untuk pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (geothermal) milik PLN salah satunya di PLTP Tulehu.
Ketiga, PLN juga menandatangi MoU dengan PT Infra Cerdas Indonesia untuk kerja sama pengembangan Advanced Metering Infrastructure System (AMI) sebagai langkah awal implementasi Smart Grid. Keempat, MoU antara PLN Group dengan Power Phase. Merupakan kerjasama peningkatan efisiensi pembangkit gas existing, sehingga output dari pembangkit-pembangkit gas PLN dapat ditingkatkan 30% dari kondisi saat ini.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menyatakan dukungannya untuk pembangunan pembangkit 35.000 MW dan banyaknya potensi kerjasama dalam bidang ketenagalistrikan antara Amerika dan Indonesia
Senada dengan hal tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga mengungkapkan banyak kerjasama yang telah terjalin antara Indonesia dengan Amerika, salah satunya di bidang Energi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat juga melakukan perbincangan sektor nergi dalam lingkup yang lebih makro.
"Saya akan terus menjalin kerja sama melalui kelompok bisnis yang sudah dibentuk ini, terutama karena kita juga memiliki target peningkatan rasio elektrifikasi hingga 99 persen di 2019 dan 100 persen di 2020," tuturnya.