Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menggenjot produksi jeruk, cabai, dan bawang mulai tahun ini. Tiga komoditas tersebut menjadi prioritas sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar belanja anggaran 2018 di sektor pertanian fokus pada pengembangan holtikultura.
Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menyampaikan pengembangan holtikultura dilakukan melalui penambahan areal tanam dan peningkatan anggaran. Untuk jeruk misalnya, areal tanam pada tahun ini seluas 3.000 ha, bertambah di 2018 menjadi 4.000 ha dengan anggaran Rp55,2 miliar.
Dengan perhitungan produktivitas 4 ton per ha, maka produksi jeruk pada tahun depan ditargetkan sebanyak 16.000 ton dengan harga Rp10.000 per kg di tingkat petani. Target produksi tersebut naik tiga kali lipat dibanding produksi tahun sebelumnya.
"Penambahan areal tanam menjadi 4.000 ha akan tersebar 29 propinsi dan 46 kabupaten/kota. Sentranya ada di Sambas, Kalimantan Barat," tuturnya, Rabu (19/4).
Sarwo menyampaikan produksi jeruk siam digenjot untuk mengantisipasi jeruk impor dari China yang tahun lalu sebanyak 1,28% dari produksi jeruk lokal. Adapun pada kuartal I tahun ini, Kementerian Pertanian belum mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Holtikultura sebagai syarat penerbitan Surat Perizinan Impor.
Tahun lalu, kata dia, pemerintah menahan impor jeruk dari China karena sedang panen raya. Permintaan ekspor Jeruk ke Indonesia banyak datang dari Pakistan dan China.
Jeruk siam diminati konsumen di Tanah Air karena rasanya yang manis dan tahan terhadap penyakit, sehingga petani jeruk tak rentan gagal. Dia berharap penambahan luas areal tanam dapat menekan impor jeruk dari China sebesar 30%.
"Pakistan mau ekspor masih kami tahan. Begitu pula China," katanya.