Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buat Perbedaan Jelas, Pemerintah bakal Benahi Kurikulum SMA & SMK

Pemerintah mengingingkan adanya perbedaan yang jelas antara lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK)
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK N 1 Cibinong, Karadenan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/4)./Antara-Yulius Satria Wijaya
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK N 1 Cibinong, Karadenan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/4)./Antara-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menginginkan adanya perbedaan yang jelas antara lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing KUKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin mengungkapkan saat ini kurikulum yang berlaku di SMK masih terlalu kaku. Padahal, menurutnya, pendidikan tersebut harus berujung kepada kebutuhan industri.

“Belum pernah ada evaluasi terkait bidang pendidikan SMK apa saja yang menjadi unggulan sehingga perlu menjadi prioritas,” ujar Rudy di Jakarta, Senin (17/4/2017).

Rudy menjelaskan pemerintah sedang mengupayakan agar lulusan SMK memiliki perbedaan yang jelas dengan tamatan SMA. Hal itu dilakukan dengan lebih mengedepankan sertifikat kompetensi ketimbang ijazah.

Dia menilai hal itu telah berhasil dilakukan oleh negara maju seperti Jerman. Negara itu dinilai mampu membagi pendidikan formal dan keterampilan dengan baik.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan jumlah pengangguran untuk angkatan kerja dengan pendidikan terakhir SMK. Tren kenaikan terus terjadi dari rentang 2014—2016.

Pada Februari 2016, jumlah pengangguran dari ketegori itu mencapai 1,3 juta orang. Jumlah tersebut naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1,1 juta orang angkatan kerja.

Pada 2014 angka pengangguran dari kategori tersebut berada di bawah 1 juta orang. Angka itu turun dari periode sebelumnya namun sejak 2015 terus mengalami peningkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper