Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Star Energy Akuisisi 3 PLTP Chevron

Star Energy, perusahaan yang terafilisasi PT Barito Pacific Tbk (BRPT), menahbiskan diri sebagai perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di Indonesia.
PLTP Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat/Antara-Muhammad Adimaja
PLTP Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat/Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Star Energy, perusahaan yang terafilisasi PT Barito Pacific Tbk (BRPT), menahbiskan diri sebagai perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di Indonesia mengalahkan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Konsorsium Star Energy yang dikendalikan taipan Prajogo Pangestu itu sah menjadi pemilik tiga aset PLTP Chevron Corp. di Indonesia dan Filipina setelah menuntaskan pembelian aset Chevron senilai total US$2,3 miliar atau setara Rp31,05 triliun.

Konsorsium Star Energy untuk pembelian PLTP yang dikelola Chevron terdiri atas Star Energy Group Holdings, Star Energy Geothermal, AC Energy (Ayala Group) Filipina, dan EGCO dari Thailand. Grup Star Energy memiliki 68,31% saham konsorsium, AC Energy menguasai 19,3%, dan EGCO 11,89%.

Berdasarkan keterangan tertulis perseroan pada Sabtu (15/4/2017), konsorsium Star Energy dan Chevron meneken share sale and purchease agreement PLTP di Indonesia dan Filipina pada 22 Desember 2016.

Penjualan ini sejalan dengan strategi untuk memaksimalkan nilai bisnis hulu global Chevron 

Manajemen Chevron menuntaskan perjanjian jual beli PLTP di Filipina dan Indonesia dengan konsorsium Star Energy pada 31 Maret dan dimasukkan ke dalam kinerja perusahaan pada kuartal I/2017. Sementara untuk penjualan aset panas bumi Chevron di Filipina paling lambat tuntas pada akhir 2017.

Jay Johnson, Executive Vice President, Upstream, Chevron Corporation, mengatakan Chevron melepas aset-aset panas bumi yang dikuasainya di Indonesia dan Filipina ke konsorsium Star Energy.

Pelepasan aset ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli aset antara kedua perusahaan. Menurut Johnson, aset-aset panas bumi Chevron menghasilkan energi yang andal untuk mendukung kebutuhan ekonomi Asia Pasifik yang berkembang.

“Penjualan ini sejalan dengan strategi untuk memaksimalkan nilai bisnis hulu global kami melalui pengelolaan portofolio yang efektif,” kata Johnson.

Dua dari tiga aset PLTP Chevron yang dijual kepada konsorsium Star Energy adalah PLTP Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berkapasitas 370 megawatt (MW) dan PLTP Derajat di Kabupaten Garut, Jawa Barat berkapasitas 240 MW.

Satu lainnya berupa objek transaksi di Filipina yakni pengambilalihan 40% saham aset panas bumi Tiwi-MakBan berkapasitas 326 MW. Dengan demikian, total kapasitas PLTP dalam jual beli ini mencapai 740,4 MW.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper