Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kualitas Produk Tekstil Dipacu

Pemerintah ingin memacu kualitas keluaran industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional sehingga kian dapat bersaing di pasar global. Industri TPT nasional merupakan andalan dalam menopang penyerapan tenaga kerja.
Ilustrasi kegiatan di pabrik tekstil/Reuters
Ilustrasi kegiatan di pabrik tekstil/Reuters

Bisnis.com, BANDUNG – Pemerintah ingin memacu kualitas keluaran industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional sehingga kian dapat bersaing di pasar global. Industri TPT nasional merupakan andalan dalam menopang penyerapan tenaga kerja.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan produk TPT nasional telah memiliki modal kuat untuk dapat bersaing di kancah dunia karena sektor ini telah terintegrasi dari hulu hingga hilir. Dia mencatat beberapa kompetitor Indonesia di pasar global yaitu Bangladesh dan Vietnam.

“Terkait perluasan pasar ekspor, kami juga mendorong untuk membangun perjanjian yang komprehensif dengan Eropa dan bilateral dengan Amerika Serikat agar bisa mendapat keringanan tarif yang lebih baik. Termasuk juga dengan industri kecil, kami akan fasilitasi untuk meningkatkan ekspor,” katanya dalam kunjungan ke PT Daese Garmin di Bandung, Jumat (7/4).

Kemenperin mencatat, pada tahun 2016, nilai investasi industri TPT mencapai Rp7,54 triliun dengan perolehan devisa yang signifikan dari nilai ekspor sebesar US$11,87 miliar dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 17,03% dari total tenaga kerja industri manufaktur.

“Industri TPT dapat menjadi jaring pengaman sosial karena banyak menyerap tenaga kerja, hingga saat ini mencapai tiga juta orang,” jelas Airlangga.

Adapun, PT. Daese Garmin telah berdiri sejak 15 Maret 1988 di bawah Metro Group sebagai produsen dengan merk-merk global seperti Mark & Spencer, Calvin Klein, Hugo Boss dan Ralph Lauren. Penyerapan tenaga kerja di PT. Daese Garmin sekitar 6.000 orang yang tergabung dalam jumlah karyawan Metro Group sebanyak 16 ribu orang.

Produk yang dihasilkan perusahaan ini secara keseluruhan dipasarkan ke luar negeri. Tahun 2016, negara tujuan ekspor utamanya adalah Amerika Serikat (85 persen), Eropa (5 persen), serta Jepang dan Korea (10 persen). Kapasitas produksinya mencapai 400 ribu pasang jas dan celana per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper