Bisnis.com, JAKARTA — Perundingan antara Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) saat ini telah melewati putaran kedua yang berlangsung pada awal tahun ini.
Rencananya, perundingan ketiga akan dilaksanakan pada pertengahan 2017 dengan Indonesia sebagai tuan rumah.
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengingatkan agar pemerintah berhati-hati dalam pengambilan sejumlah kesepakatan khususnya rencana dalam bidang ketenagakerjaan. Menurutnya, Indonesia perlu belajar dari kerja sama yang sudah ada seperti Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) IJEPA.
“Dalam kerja sama yang dengan IJEPA, terbukti perawat kita yang ada di sana kesulitan dalam hal berkomunikasi dan beradaptasi,” kata Fithra kepada Bisnis.com, Rabu (15/2/2017).
Fithra meminta pemerintah memperhatikan secara teliti apakah kerja sama ini nantinya hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja secara kuantitas. Pasalnya, jika itu terjadi maka proses transfer pengetahuan yang terjadi tidak akan efektif.
Sementara itu, pihak Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah melakukan audiensi dengan 21 dubes negara-negara Eropa di Jakarta, pada Selasa (14/2/2017). Dalam pertemuan tertutup itu, kedua belah pihak menyampaikan kebutuhan tenaga kerja.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan pihaknya meminta peningkatan akses bagi tenaga kerja Indonesia di Eropa. Di sisi lain, Uni Eropa menyatakan keseriusannya untuk turut terlibat dalam pengembangan keterampilan tenaga kerja Indonesia.