Bisnis.com, JAKARTA—Rerata tarif sewa apartemen di Jakarta turun 1,9% pada kuartal IV/2016 akibat lambatnya permintaan apartemen sewa serta fluktuasi terhadap mata uang rupiah.
Director Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan, penyewa bahkan perlu melakukan strategi promosi khusus atau skema pembayaran yang fleksibel untuk menarik calon penyewa. Adapun rerata tarif sewa apartemen menjadi US$20,71.
Hal ini juga dipicu dengan penurunan tingkat hunian pada kuartal lalu sebesar 1,9% menjadi 72,5% dibanding kuartal sebelumnya.
“Penurunan tiap akhir tahun pasti terjadi karena banyak penyewa yang sudah habis masa kontrak kerja atau mulai kembali dari musim libur panjangnya,” katanya melalui Marketbeat Rental Apartement Snapshot Q4/2016 yang dikutip Bisnis, Kamis (9/2).
Arief menilai kondisi tersebut tidak akan lama terjadi sebab pada kuartal I/2017 ini permintaan akan membaik seiring dengan perpanjangan kontrak atau sewa baru penyewa.
Sementara itu, sepanjang 2016 lalu Cushman & Wakefield melihat ada dua proyek baru yang menambah pasokan apartemen sewa di Jakarta. Yakni Fraser Place Setiabudi Sky Garden dan Oakwood Suites La Maison.
Keduanya menambahkan sekitar 231 unit untuk pasokan dan mengakumulasikan total pasokan apartemen sewa menjadi 5047 unit pada kuartal IV/2016 lalu. Angka tersebut mengindikasikan pertumbuhan pasokan sebesar 4,6% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, tahun ini diperkirakan dua proyek apartemen servis baru akan mulai beroperasi yakni Fraser Suites dan Somerset Kencana.
Arief beharap kondisi perekonomian makro Indonesia khusunya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika terus membaik untuk menjaga kestabilan tarif apartemen sewa.