Bisnis.com, JAKARTA - Infrastruktur pelabuhan yang kurang memadai membuat ongkos pengiriman barang (logistic cost) antarpulau di Indonesia masih sangat mahal.
Setijadi, Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) mengatakan, infrastruktur berkaitan erat dengan kapasitas logistik. Pasalnya, kapasitas bergantung pada jumlah total volume barang yang akan dikirimkan atau ditangani oleh industri logistik.
"Kapasitas sangat dipengaruhi oleh infrastruktur. Contohnya pelabuhan. Kapal berkapasitas besar hanya bisa merapat di pelabuhan yang tingkat kedalamanan kolamnya tinggi," katanya saat dihubungi Bisnis.com di Jakarta, Senin (6/2/2017).
Sehingga, kata dia, jika pelabuhan tidak memiliki kedalaman yang cukup maka kapal yang bisa merapat hanya yang punya kapasitas kecil. Akibatnya, ongkos per unit akan semakin tinggi.
Kementerian Perhubungan terus berupaya menurunkan ongkos pengiriman barang antar pulau di dalam negeri dengan menekan unit cost dan mengurangi disparitas harga.
Sekertaris Jenderal Kemenhub Sugiharjo mengatakan, mahalnya biaya logistik disebabkan dua hal. Pertama adalah sizeangkutan, kedua imbalance cargo.
Menurutnya, semakin kecil ukuran sarana angkutan maka biaya per unit semakin besar. Hal ini berlaku untuk semua jenis angkutan baik darat, laut dan udara.
Selain itu, terjadi disparitas biaya akibat tidak seimbangnya arus barang antara kawasan timur dan barat. Barang yang dibawa dari kawasan barat ke timur mencapai 80%. Namun, saat kembali hanya 10%.
"Ini yang membuat ongkos logistik mahal," tuturnya.