Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM Bidik Investor Eropa

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya meningkatkan aliran penanaman modal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong (kiri), memberikan paparan didampingi Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal Azhar Lubis, saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/1)./JIBI-Dwi Prasetya
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong (kiri), memberikan paparan didampingi Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal Azhar Lubis, saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/1)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya meningkatkan aliran penanaman modal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

Salah satu yang dibidik adalah aliran penanaman modal dari Eropa yang dalam lima tahun terakhir mengalir ke Indonesia sebesar US$ 13,3 miliar (setara dengan Rp 172,9 triliun dengan kurs rupiah Rp 13.000 per dolar AS).  

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menyampaikan, bahwa nilai investasi dari Eropa tersebut mayoritas masih terpusat di Pulau Jawa. 

“Dalam lima tahun terakhir investasi Eropa yang masuk ke Indonesia 46% berlokasi di Pulau Jawa. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Ratas 2017, arah pemerintah jelas mendorong pemerataan pembangunan. Jadi BKPM akan mengarahkan investasi yang dilakukan juga dapat menjangkau daerah-daerah investasi di luar Pulau Jawa,” ujarnya dalam acara Eurocham Investment Outlook 2017 di BKPM, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Menurut Thomas, beberapa perusahaan Eropa ternama yang menanamkan modalnya di Indonesia di antaranya berasal dari sektor otomotif, telekomunikasi, energi dan mineral, aviasi, serta komponen otomotif. 

“Ke depan kami berharap akan semakin banyak perusahaan-perusahaan raksasa Eropa yang masuk ke Indonesia. Kalau bisa di luar Pulau Jawa lebih bagus,” paparnya.

Berdasarkan sektor, nilai investasi yang masuk dari Eropa pada tahun 2012-2016 tersebut disumbang oleh sektor kimia dasar dan farmasi dengan porsi mencapai 26%, diikuti oleh sektor pertambangan 20% dan pergudangan dan telekomunikasi mencapai 15%.

Thomas juga menyinggung berbagai situasi, serta seting ekonomi politik global turut mempengaruhi outlook investasi, serta pencapaian target investasi tahun 2017.

Beberapa di antara faktor-faktor yang diperkirakan akan turut mempengaruhi adalah hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat dengan terpilihnya Donald Trump, Brexit, pemilihan umum yang terjadi di beberapa negara Eropa, impeachment di Korea Selatan, perlambatan ekonomi China, serta harga komoditas masih menjadi variabel yang sangat berpengaruh.

“Ada beberapa sektor prioritas yang menjadi fokus pemerintah seperti pembangunan sarana penunjang bagi pariwisata, serta infrastruktur maupaun sektor industri terkait dan sektor maritim,” papar Thomas.

Dalam kegiatan yang diprakarsai oleh Eurocham tersebut hadir beberapa pejabat pemerintah seperti Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, kemudian Head of European Union to Indonesia and Brunei Darussalam Vincent Guerend, Chairman of EuroCham Ulf Backlund, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga, Vice Chairman of EuroCham Adrian Short, Head of Economic and Trade Section European Union Raffaele Quarto, Executive board member of EuroCham Jan Roennfeld dan Executive Director of EuroCham Hanum Yahya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Nancy Junita

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper