Bisnis.com, JAKARTA - Rencana revitalisasi kereta api Jakarta - Surabaya yang saat ini ditawarkan kepada sejumlah investor oleh Pemerintah Indonesia, termasuk pada Pemerintah Jepang berpotensi menjadi proyek kereta cepat Jakarta - Surabaya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan potensi berubahnya proyek revitalisasi kereta Jakarta-Surabaya itu menjadi proyek kereta api cepat, lantaran terdapat pilihan untuk membangun jalur tersebut secara melayang atau elevated.
"Nah, kalau high speed, semuanya elevated," ujarnya, Rabu (1/2).
Akan tetapi, Budi Karya belum bisa memastikan bahwa proyek revitalisasi kereta Jakarta-Surabaya itu bakal benar-benar menjadi high speed dengan kecepatan di atas 200 km/jam, atau tetap medium speed dengan kecepatan rata-rata sekitar 160 km/jam.
"Tapi belum ada kepastian bakal high speed, proposalnya (dari Jepang) saja belum masuk," ujarnya.
Pihaknya menjelaskan bahwa di dalam proposal tersebut, nantinya juga akan dikaji pra-studi kelaikan, serta kesepakatan nilai investasi proyek tersebut.
Selanjutnya, kata dia, hasil proposal awal dari Pemerintah Jepang akan dicocokkan dengan hasil studi yang dibuat oleh Kementerian Perhubungaan dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), termasuk kebutuhan anggarannya.
"Dulu medium speed itu pernah dihitung bisa sampai Rp80 triliun. Itu belum elevated, kalau elevated bisa dua kali lipatnya," ujarnya.
Sebelumnya, saat pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Pemerintah Indonesia memberikan kesempatan kepada Pemerintah Jepang untuk menyusun proposal awal terkait tawaran kerja sama menggarap proyek revitalisasi Jalur Utara Jawa.
"Kesempatan itu diberikan kepada Jepang, kan Pak Presiden pengen tahu, kalau medium speed kayak apa atau high speed itu kaya apa," ujarnya, Rabu (1/2).
Budi Karya mengaku Pemerintah Indonesia memang tidak menentukan bahwa proposal yang ditawarkan Pemerintah Jepang harus medium speed atau high speed, akan tetapi hanya tawaran untuk turut menggarap revitalisasi kereta Jakarta - Surabaya.
"Kita kan memberikan kesempatan, Jepang mau kasih proposal medium speed atau dua-duanya (termasuk high speed) terserah Jepang," tegasnya.