Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai Rawit Naik? Antisipasinya, Buang Kemalasan, Kata Mentan

Malas, ujar Mentan Amran Sulaiman beberapa waktu lalu saat berbicara di depan steakholder pertanian saat panen pedet sapi Bali di Desa Wunduwatu, Andolo, Konawe Selatan, Sultra, Rabu (11/1) dan saat berada di Konawe Utara untuk menanam jagung di areal, yang rencananya akan diperluas menjadi 10.000 hektare, yang diwarnai hujan.
Panen Cabai. /Bisnis.com
Panen Cabai. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - "Malas," ujar Mentan Amran Sulaiman beberapa waktu lalu saat berbicara di depan steakholder pertanian saat panen pedet sapi Bali di Desa Wunduwatu, Andolo, Konawe Selatan, Sultra, Rabu (11/1) dan saat berada di Konawe Utara untuk menanam jagung di areal, yang rencananya akan diperluas menjadi 10.000 hektare, yang diwarnai hujan.

Saat itu, Amran berbicara di depan para steakholder pertanian di kabupaten itu di Desa Wunduwatu, Kecamatan Andolo, Konawe Selatan dan desa Telewatu, kecamatan Wiwirano, Konawe Utara tentang kinerja pertanian selama dua tahun di bawah kepemimpinannya.

"Dalam 32 tahun, di era Presiden Jokowi, Indonesia kembali mampu berswasembada pangan lagi," tuturnya.

Raihan itu membuat banyak negara kagum dan bertanya-tanya. "Sampai-sampai, delegasi pertanian Thailand dan Vietnam datangi kami. Mereka ingin tanya, kenapa Indonesia tidak impor beras lagi. Mereka ingin tahu, apa yang dilakukan Indonesia," ujar Amran.

Thailand dan Vietnam adalah dua dari sejumlah negara yang langganan mengekspor beras ke Indonesia.

Kini, dari 14 komoditas pangan utama yang jadi fokus, hanya produksi kedelai yang turun. "Dan, hanya harga cabai yang naik. Itupun cabai rawit keriting, anaknya cabai, sedangkan cabai merah dan rawit tidak naik, kita teriak,"ujarnya.

"Harusnya kita bersyukur karena produksi pertanian naik," ujarnya."Harga cabai naik, marah. Dan kita bisa atasi persoalan itu. Hanya ini tidak kita lakukan. Kenapa?"

"Malas. Malasnya kita tidak ketolongan," kata Mentan dengan nada suara agak naik.

Menteri bercerita dirinya baru pulang dari Taiwan, Korea Selatan dan Jerman."Tahu apa bedanya kita dengan mereka? Cuma satu, kita malas. Mereka dikasih musim tiga kali, kita hanya dua, tapi kenapa mereka bisa ekspor?"

Pangdam Wirabuana Mayjen Agus Surbakti juga mengakui. "Kemalasan, kebodohan ancaman bagi bangsa Indonesia."

Mentan bertanya: "Ada berapa juta ibu rumah tangga di Indonesia?" tanya Mentan.

"Ada 126 juta ibu-ibu rumah tangga, kalau ini bergerak[tanam cabai], persoalan cabai selesai. Ini kalau gosip, nomor satu. Kurangi gosip lima menit saja untuk tanam cabai, selesai itu persoalan. Saya siap bantu bibitnya. tuturnya.

Lalu, Mentan memanggil para kawan-kawannya yang dulu sama-sama menjadi penyuluh pertanian dan kerap tidur di hutan-hutan di gubuk-gubuk seadanya, yang sering kehujanan.

Lalu, kawan-kawan disuruh berdiri di sisinya di atas panggung. "Lihat mata, kaki, tangan kami. Apa bedanya? Sama-sama dua, kan? Tapi kenapa yang satu jadi menteri, yang satu masih seperti yang dulu? Malas."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper