Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah meminta para importir sapi bakalan dan daging untuk segera merealisasikan izin impor yang mereka miliki. Pasalnya, meski izin yang dikeluarkan pemerintah pada tahun lalu membludak, realisasinya tidak lebih dari 40%.
Data yang dihimpun Kementerian Perdagangan menunjukkan selama September 2016 hingga Januari 2017, pemerintah telah mengeluarkan izin impor sapi bakalan sebanyak 300.000 ekor. Kendati demikian, realisasi impor pada periode tersebut hanya 117.000 ekor atau sekitar 37%.
Di sisi lain, izin impor daging yang digelontorkan sepanjang 2016 pun membludak, mencapai 281.952 ton, jauh lebih tinggi dari izin yang diberikan pada 2015 yang berkisar 85.000 ton. Kendati demikian, hanya 40% dari volume izin 2016 yang telah direalisasikan oleh para importir.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdgangan Oke Nurwan menyampaikan pemerintah sedang menyusun beberapa langkah yang ditargetkan dapat mengerek realisasi impor sapi bakalan dan daging.
"Kementerian Pertanian telah memberikan rekomendasi impor yang bisa berlakunya selama satu tahun, otomatis izinnya juga satu tahun. Jadi pelaku usaha bisa mengatur waktu kapan mau direalisasikan impornya," jelas Oke usai di Jakarta, Selasa (24/1).
Oke menerangkan saat ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga sedang menyusun aturan pelonggaran bobot sapi bakalan yang dapat diimpor yang sebelumnya maksimal 350 kilogram menjadi 450 kg. Revisi aturan ini diharapkan dapat menekan harga sapi yang diimpor ke level USS1 per kg bobot hidup, dari rata-rata sekarang USS1,3-USS1,5 per kg bobot hidup.
Dia menyebut upaya lain yang juga sedang dilakukan Kemendag-Kementan yaitu mewajibkan importir mengimpor sapi indukan sebesar 20% dari total sapi bakalan yang mereka masukkan. Belum lama ini, pemerintah pun menginisiasi kerjasama Perum Bulog dan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) untuk mengefisienkan distribusi daging.
"Pemerintah berupaya menstabilkan pasokan Mei-Juni, karena tadi kita lihat datanya, empat tahun terakhir itu kalau sudah naik itu susah turun harganya. Langkah sudah kami ambil, salah satunya dengan kerjasama Bulog-ADDI," tutur Oke.